Kasus Covid Terus Bebani Pergerakan IHSG
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi melemah pada perdagangan Kamis (17/6).
Analis Artha Sekuritas Indonesia Dennies Christoper Jordan mengatakan pelemahan akan dipicu dua sentimen. Pertama, isu tapering off The Fed atau kebijakan menaikkan suku bunga acuan dari 0,25 persen.
Seperti diketahui, bank sentral AS dijadwalkan mengumumkan kebijakan moneternya pada pekan ini. Dennies menyebut kekhawatiran tapering off berpotensi membuat modal asing mulai keluar pada perdagangan Rabu (16/6) kemarin.
Kedua, kekhawatiran investor akan jumlah kasus covid-19 yang Rabu kemarin nyaris menembus 10 ribu orang. Itu merupakan rekor tertinggi sejak Januari lalu.
“IHSG diprediksi melemah. Pergerakan masih akan dibayangi kekhawatiran akan kebijakan tapering off yang menyebabkan outflow (arus modal keluar) dari IHSG,” kata Dennies seperti dikutip dari riset hariannya, Kamis (17/6).
Dengan sentimen itu, ia memproyeksikan indeks saham bergerak di rentang support 6.015-6.046 dan resistance 6.111-6.145.
Direktur Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya memproyeksikan IHSG belum mampu menggeser rentang konsolidasi ke arah yang lebih baik. Ia menyebut pergerakan IHSG pada hari ini masih akan dibebani aksi tunggu pasar terhadap rilis suku bunga acuan Bank Indonesia (BI).
“Selama support level terdekat dapat dipertahankan IHSG masih memiliki peluang untuk kembali pada jalur uptrend jangka pendeknya,” jelas William.
Ia memprediksi IHSG melaju di rentang support 5.924 dan resistance 6.123. Ada pun saham-saham pilihannya yaitu AALI, EXCL, GGRM, ICBP, ITMG, ASII, dan SMRA.
Pada perdagangan sebelumnya, yakni Rabu (16/6), IHSG melemah ke 6.078 atau turun 10,47 poin atau 0,17 persen. Pelaku pasar asing mencatatkan jual bersih atau net sell di seluruh pasar sebesar Rp453,38 miliar.
Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : Ekbis Sindonews.com