Lonjakan Covid di Sejumlah Daerah Tekan Rupiah ke Rp14.235

Nilai tukar rupiah berada di level Rp14.235 per dolar AS pada Rabu (16/6) pagi. Posisi tersebut melemah 0,07 persen dibandingkan posisi Selasa (15/6) sore di level Rp14.225 per dolar AS.

Pagi ini, mayoritas mata uang di kawasan Asia kompak melemah terhadap dolar AS. Kondisi ini ditunjukkan oleh yen Jepang turun 0,02 persen, dolar Singapura melemah 0,01 persen, won Korea Selatan berkurang 0,07 persen, dan peso Filipina melemah 0,23 persen.

Kemudian, rupee India koreksi 0,06 persen, ringgit Malaysia turun 0,04 persen, dan bath Thailand melemah 0,08 persen. Namun, yuan China dan dolar Taiwan berhasil menguat masing-masing 0,02 persen.

Sementara itu, mata uang di negara maju tampak bergerak bervariasi di hadapan dolar AS. Tercatat, poundsterling Inggris turun 0,01 persen, franc Swiss turun 0,10 persen, dolar Australia naik 0,03 persen, dan dolar Kanada stagnan.

Analis Pasar Uang Ariston Tjendra menuturkan pelemahan rupiah hari ini masih dipengaruhi oleh penantian pasar terhadap pengumuman hasil rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) bank sentral AS. Pertemuan itu berlangsung pada 15-16 Juni 2021.

“Nilai tukar rupiah masih tertekan hari ini menjelang pengumuman hasil rapat kebijakan bank sentral AS dinihari nanti,” ujarnya kepada CNNIndonesia.com, Rabu (16/6).

Pasar mewaspadai kemungkinan The Fed akan memulai diskusi pengurangan pembelian obligasi AS sebagai salah satu bentuk pengetatan moneter, karena tingkat inflasi AS meningkat tajam. Hal ini mendorong penguatan dollar AS terhadap nilai tukar lainnya.

Dari dalam negeri, kenaikan kasus covid-19 telah memicu siaga 1 di sejumlah wilayah juga memberikan tekanan ke rupiah. Pengetatan aktivitas ekonomi karena peningkatan kasus covid-19 bisa menghambat momentum pemulihan ekonomi.

Namun, Ariston menuturkan surplus neraca perdagangan Indonesia yang sesuai ekspektasi pasar, bisa membantu menahan pelemahan rupiah. Tercatat, neraca dagang dalam negeri surplus sebesar US$2,36 miliar secara bulanan (month to month/mtm) pada Mei 2021. Realisasi itu lebih tinggi dari surplus US$2,19 miliar pada April, serta masih lebih tinggi dari neraca dagang Mei 2020 yang tercatat surplus US$2,09 miliar.

“Potensi pelemahan ke kisaran Rp14.270, dengan potensi support di kisaran Rp14.200 per dolar AS,” ujarnya.

 

 

 

 

Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : CNN Indonesia

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *