Bantu Persepakbolaan Tanah Air, Pemerintah Tangani Pembinaan Usia Muda
Sepakbola tanah air memang belum bisa berbicara banyak di kancah internasional. Bahkan, saat tampil di ajang kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Asia, tim nasional Indonesia hanya mampu meraih satu poin dari tujuh laga yang telah dilakoni.
Pembinaan usia dini dianggap menjadi salah satu kelemahan persepakbolaan Indonesia, di mana hal tersebut juga mempengaruhi perkembangan, prestasi, hingga regenerasi para pemain.
Terkait hal tersebut, pemerintah melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) berinisiatif turun tangan dan akan membantu sepakbola tanah air dalam upaya pembinaan usia dini.
“Di FIFA itu diatur sepakbola jangan hanya fokus pada kompetisi, tetapi juga fokus pembinaan usia dini. Ini yang masih lemah,” kata Sekretaris Kemenpora, Gatot S Dewa Broto dalam keterangan virtual, kamis (10/6).
“Egy Maulana Vikri, Witan Sulaeman, jangan lupa mereka itu didikan PPLP (Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar), mereka produk sana, dulu PPLP Ragunan. Makanya, usia dini itu harus dibina dengan baik.”
Ada ribuan sekolah sepakbola (SSB) yang tersebar di seluruh nusantara, tetapi sayangnya mereka seakan-akan lepas dari induknya, PSSI.
Mengingat PSSI yang saat ini tengah fokus dengan kompetisi, terutama mengurusi Timnas Indonesia, maka pemerintah yang akan coba membantu upaya pembinaan usia dini.
“Kami masuk ke layer itu. Dengan inpres (Inpres Nomor 3/2019 tentang Percepatan Pembangunan Persepakbolaan Nasional),” Gatot menambahkan.
Bukan hanya itu PSSI juga diharapkan mengatur dalam statutanya bahwa setiap klub harus memiliki akademi untuk pembinaan usia dini dan menjamin regenerasi pemain.
Selain soal pembinaan usia dini, kelemahan persepakbolaan Indonesia lainnya adalah pada sarana dan prasarana yang dimiliki tiap-tiap klub, seperti tidak adanya klub yang memiliki stadion sendiri.
Sumber : akurat.co
Gambar : Akurat.co