Penjelasan PLN Soal Mati Lampu Seharian di Kaltim dan Kalsel
PT PLN (Persero) memberi penjelasan soal kronologi dan penyebab mati lampu seharian di Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan pada Kamis (27/5). Perusahaan setrum negara juga meminta maaf kepada sekitar 1,02 juta masyarakat yang terdampak.
“Penyebab utamanya adalah lepasnya sistem interkoneksi, penghubung antara Kalsel dengan Kaltim, karena terganggunya transmisi dari Gardu Induk Tengkawang dan Gardu Induk Embalut,” ujar General Manager (GM) Unit Induk Wilayah Kalimantan Timur dan Utara (UIW Kaltimra) PLN Saleh Siswanto seperti dilansir dari Antara, Jumat (28/5).
Saat sistem interkoneksi lepas, maka daya dari beberapa pembangkit jadi tidak tersalur, sehingga listrik padam. Sistem interkoneksi ini sendiri meliputi Sistem Mahakam di Kalimantan Timur dan Sistem Barito yang melingkupi Kalimantan Selatan dan sebagian Kalimantan Tengah.
“Sistem distribusi kami dari Balikpapan sampai Sangatta padam, kecuali Tanjung Redeb, Berau, yang isolated, atau berada di luar Sistem Mahakam,” tuturnya.
Atas kondisi itu, PLN kemudian melakukan pemulihan sekitar empat hingga delapan jam untuk menormalkan sistem. Waktu yang cukup lama dibutuhkan karena pembangkit listrik masih bertenaga uap (PLTU) alias menggunakan batu bara.
PLTU tersebut, yakni PLTU Balikpapan dengan daya 2×100 Megawatt (MW), PLTU Bontang dengan daya 2×30 MW, dan PLTU Tanjung Batu dengan daya 2×110 MW. Pemulihan paling cepat dapat dilakukan di PLTU Bontang, yaitu empat jam saja.
Sementara dua PLTU lainnya dipulihkan dalam enam jam dan delapan jam. Secara rata-rata listrik padam mulai 13.29 WITA dan menyala pada 20.51 WITA.
“Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya atas ketidaknyamanan ini,” pungkasnya.
Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : CNN Indonesia