Suram! Jepang Kembali Kontraksi, Ekonomi Minus 1,3%
Ekonomi Jepang kembali kontraksi alias minus di kuartal I 2021 (qtq). Melansir data Kantor Kabinet Jepang yang dimuat Trading Economic Selasa (18/5/2021), ekonomi minus 1,3% setelah tumbuh 2,8% di kuartal IV 2020.
Ini merupakan kontraksi pertama sejak ekonomi kembali positif di pertengahan 2020. Angka ini juga di bawah prediksi pengamat minus 1,2%.
Konsumsi pribadi turun jika dibandingkan kuartal sebelumnya (-1,4% vs 2,2%). Pengeluaran pemerintah juga minus (-1,8 vs 1,8), termasuk pula investasi publik (-1,1 vs 1,1).
Ini akibat penyebaran virus corona yang bangkit di negeri itu. Akibatnya pemerintah melakukan pembatasan pergerakan warga di sejumlah kota besar.
Para ekonom memperingatkan bahwa perlambatan ekonomi kemungkinan akan berlanjut di kuartal berikutnya. Karena keadaan darurat juga kembali diberlakukan di beberapa wilayah pada awal bulan ini, termasuk Tokyo dan Osaka.
Pemerintah Jepang memberlakukan tindakan darurat yang lebih keras dari sebelumnya. Aturan berlaku hingga akhir Mei dan diperluas ke beberapa wilayah lain dalam beberapa hari terakhir.
Marcel Thieliant, ekonom senior Jepang di Capital Economics, mengatakan turunnya pertumbuhan ekonomi di Jepang bukan hanya karena corona. Tapi, akibat peluncuran vaksin yang relatif lambat.
“Dengan situasi medis yang masih memburuk dan peluncuran vaksin terlalu lambat, dibutuhkan waktu hingga akhir tahun untuk kembali ke tingkat sebelum virus,” katanya dalam sebuah catatan.
Jepang mencatat penambahan kasus corona harian 5.263 Selasa (18/5/2021). Ini menjadikan total warga terinfeksi sebanyak 683.175 infeksi, dengan 11.508 kasus kematian.
Sementara itu, secara kuartalan yang disetahunkan (annualized) ekonomi Jepang kontraksi 5,1%.
Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar : CNBC Indonesia