Ekonomi Jabar Turun 0,83 Persen pada Kuartal I 2021
Pertumbuhan ekonomi Jawa Barat (Jabar) minus 0,83 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal I (2020. Angka itu membaik dibandingkan kuartal IV 2020, minus 2,39 persen (yoy).
Angka pertumbuhan tersebut sedikit lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional sebesar minus 0,74 persen (yoy).
Direktur Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat Ameriza M Moesa mengatakan, sumber perbaikan ekonomi Jabar pada kuartal I 2021 berasal dari komponen sisi permintaan maupun lapangan usaha seiring dengan kondisi perekonomian global yang mulai pulih, serta penerapan berbagai kebijakan sehingga mendorong perbaikan pada permintaan domestik.
“Dari sisi lapangan usaha, sektor pertanian, perdagangan, dan konstruksi mengalami perbaikan yang relatif lebih cepat dibandingkan sektor lainnya,” kata Ameriza dalam keterangan tertulis, Rabu (5/5).
Dia menjelaskan perbaikan pada sektor pertanian dipengaruhi oleh panen raya padi dan jagung yang mulai terjadi di Kabupaten Karawang dan Kabupaten Garut sejak Maret 2021 sehubungan dengan pergeseran masa tanam di akhir tahun 2020.
Adapun peningkatan aktivitas dan mobilitas masyarakat juga mendorong kinerja sektor perdagangan meskipun sempat ada Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), namun dampaknya tidak signifikan.
“Perbaikan kinerja ekonomi Jawa Barat di triwulan 1 2021 juga didorong oleh aktivitas konstruksi yang telah berjalan sebagaimana terindikasi dari pertumbuhan penjualan semen yang juga mengalami peningkatan,” ujar Ameriza.
Kendati demikian, sektor industri pengolahan yang merupakan kontributor utama pada perekonomian Jabar masih kontraksi. Kontraksi yang semakin dalam tertahan oleh kinerja subsektor industri kimia yang berperan dalam produksi vaksin nasional.
Dari sisi permintaan, perbaikan juga terjadi pada konsumsi rumah tangga, investasi, dan ekspor. Perbaikan pendapatan masyarakat yang ditopang oleh perbaikan kinerja sektor utama dan dilakukannya berbagai kebijakan untuk mendorong konsumsi masyarakat di Jabar seperti program Belanja Beta Negara, berdampak pada kinerja konsumsi rumah tangga yang membaik di kuartal I 2021.
Sementara itu, berdasarkan data yang dirilis BKPM, realisasi investasi di Jawa Barat tercatat sebesar Rp37,14 triliun, meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya. Hal ini menunjukkan optimisme investor yang perlahan pulih di tengah prospek ekonomi Jawa Barat yang semakin baik di tahun 2021 menyusul program vaksinasi yang terus berjalan.
Perbaikan ekonomi Jabar juga dipengaruhi oleh peningkatan ekspor ke negara mitra dagang Amerika Serikat dan ASEAN terutama untuk komoditas mesin dan kendaraan bermotor. Peningkatan ekspor tersebut menyebabkan neraca dagang Jawa Barat pada triwulan 1 2021 tercatat surplus sebesar USD5,37 miliar.
Pertumbuhan ekonomi Jabar pada kuartal II 2021 diperkirakan tetap membaik namun terbatas sehubungan dengan kebijakan larangan mudik.
Namun demikian, daya beli masyarakat terpantau meningkat sebagaimana terindikasi dari hasil Survei Konsumen periode April 2021 di mana Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) sebesar 95,1, lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 79,2.
Peningkatan daya beli masyarakat juga merupakan outcome dari berbagai kegiatan antara lain seperti Pekan Kerajinan Jawa Barat (PKJB) dan Karya Kreatif Jawa Barat (KKJ) dalam rangka mendukung Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (GBBI).
BI akan terus menjaga stabilitas makro ekonomi melalui kebijakan moneter dan makroprudensial yang akomodatif, serta mendorong percepatan digitalisasi ekonomi dan keuangan dalam rangka pemulihan ekonomi dari pandemi Covid-19.
Selain itu, koordinasi dan sinergi antara pelaku usaha, pemerintah, dan pihak-pihak terkait menjadi penting agar pemulihan ekonomi Jawa Barat dapat segera terwujud.
Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : CNN Indonesia