Arab Saudi Bakal Lepas 1 Persen Saham di Saudi Aramco

Arab Saudi akan melepas satu persen saham di Saudi Aramco ke perusahaan energi asing. Rencana ini sudah dalam tahap pembicaraan dengan calon investor.

“Ada diskusi tentang akuisisi satu persen (saham Saudi Aramco) oleh salah satu perusahaan energi terkemuka dunia dan ini akan menjadi kesepakatan yang sangat penting untuk meningkatkan penjualan Saudi Aramco di negara itu,” ujar Pangeran Mohammed bin Salman, dikutip dari AFP, dikutip Rabu (28/4).

Pangeran tak menyebut identitas calon investor yang akan membeli satu persen saham milik Arab Saudi di Saudi Aramco. Namun, ia menerangkan bahwa calon investor berbasis di negara yang sangat besar.

Ia juga menyatakan Saudi Aramco akan mengumumkan penawaran saham lainnya kepada investor internasional dalam waktu satu atau dua tahun ke depan. Hal ini menunjukkan bahwa Arab Saudi berusaha untuk memonetisasi aset energinya.

Diketahui, Saudi Aramco sebelumnya menjual sebagian sahamnya melalui skema penawaran umum saham perdana (Initial Public Offering/IPO) di Bursa Saudi pada Desember 2019 lalu. Dari aksi korporasi tersebut, perusahaan meraup dana segar sebesar US$29,4 miliar.

Lalu, pada April 2021, Saudi Aramco menyatakan telah mencapai kesepakatan penjualan saham dengan nilai US$12,4 miliar dalam bisnis pipa minyak yang baru dibentuk ke sebuah konsorsium yang dipimpin oleh EIG Global Energy Partners yang berbasis di AS.

Saudi Aramco sedang menjajaki aliran pendapatan baru agar bisa membayar dividen yang besar ke pemerintah Arab Saudi sebagai pemegang saham terbesar perusahaan.

Pendapatan baru ini juga diharapkan membantu keuangan perusahaan yang tertekan karena membukukan penurunan laba berturut-turut sejak 2019 lalu.

Perusahaan membukukan penurunan laba bersih sebesar 44,4 persen sepanjang 2020. Ini akan menambah tekanan pada keuangan pemerintah saat Riyadh mengejar proyek multi miliar dolar untuk melakukan diversifikasi ekonomi.

Utang Saudi Aramco pun meningkat karena Arab Saudi sebagai negara pengekspor minyak mentah terbesar di dunia tertekan akibat jatuhnya harga minyak dan pemotongan produksi di tengah pandemi covid-19.

 

 

 

 

Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : CNN Indonesia

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *