AS-Rusia Memanas, Biden dan Putin Dijadwalkan Bertemu Juni
Presiden Rusia, Vladimir Putin, dan Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, direncanakan bertemu untuk pertama kali pada Juni mendatang.
Kantor berita Rusia, RIA Novosti, melaporkan seorang pejabat Rusia menuturkan rencana pertemuan kedua pemimpin itu berlangsung di tengah ketegangan antara Moskow dan negara Barat, terutama AS, terutama terkait pengerahan pasukan Rusia ke perbatasan dekat Ukraina.
Meski begitu, penasihat kebijakan luar negeri Rusia, Yuri Ushakov, mengatakan rencana pertemuan antara Biden dan Putin itu belum diputuskan secara pasti.
“Kami akan mengambil keputusan ini tergantung pada banyak faktor,” kata Ushakov yang merupakan mantan duta besar Rusia di Washington D.C., pada 1998-2008, pada Minggu (25/4) kemarin.
Secara terpisah, Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, mengatakan bahwa ajakan bertemu dari Biden diterima “secara positif” oleh Putin dan tengah dipertimbangkan.
Menurut laporan media lokal Rusia, Harian Kommersant, yang dikutip Reuters menyatakan Biden menawarkan Putin untuk bertemu pada 15-16 Juni di sebuah negara Eropa.
Akan tetapi, Kremlin dan Gedung Putih tak segera memberikan konfirmasi terkait hal itu.
Hubungan AS dan Rusia kembali memanas terutama setelah Rusia mengerahkan puluhan ribu pasukan ke perbatasan dekat Ukraina yang merupakan sekutu AS.
Awal bulan ini, Biden mendesak Putin segera mengurangi ketegangan yang dipicu oleh peningkatan aktivitas militer Rusia di perbatasan Ukraina. Ia juga mengusulkan pertemuan puncak untuk mengatasi serangkaian perselisihan.
Rusia mengatakan pada saat itu bahwa pertemuan puncak akan bergantung pada sikap AS. Mereka bahkan dilaporkan memperingatkan AS untuk membatalkan rencana menjatuhkan sanksi baru jika menginginkan pertemuan itu terlaksana.
Relasi AS-Rusia terus merosot ke level terendah baru pasca-Perang Dingin pada bulan lalu, setelah Biden menyamakan Putin sebagai seorang pembunuh dalam sebuah wawancara di media AS. Pernyataan itu terkait dengan kasus upaya pembunuhan dengan cara diracun yang dialami oleh tokoh oposisi Rusia, Alexei Navalny.
Rusia geram dengan pernyataan Biden itu hingga menarik pulang duta besar mereka di Washington.
Terlepas dari protes Rusia, Amerika Serikat bulan ini memberlakukan serangkaian sanksi baru terhadap Rusia atas dugaan campur tangan dalam pemilihan AS 2020, peretasan dunia maya, penindasan terhadap Ukraina, dan tindakan lain yang dianggap memfitnah.
Hal itu juga turut membuat relasi kedua negara semakin renggang.
Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : CNN Indonesia