Penguatan Imbal Hasil Obligasi AS Tekan Rupiah ke Rp14.527
Nilai tukar rupiah berada di level Rp14.527 per dolar AS pada Kamis (1/4) pagi. Posisi tersebut melemah 0,01 persen dibandingkan perdagangan Rabu (31/3) sore di level Rp14.525 per dolar AS.
Pagi ini, mayoritas mata uang di kawasan Asia bergerak bervariasi terhadap dolar AS. Won Korea Selatan menguat 0,31 persen, bath Thailand menguat 0,03 persen, yen Jepang menguat 0,04 persen, dan rupee India menguat 0,37 persen.
Sebaliknya dolar Singapura melemah 0,02 persen, dolar Taiwan melemah 0,14 persen, yuan China melemah 0,14 persen, dan ringgit Malaysia melemah 0,02 persen. Sedangkan peso Filipina terpantau masih stagnan.
Sementara itu, mata uang di negara maju bergerak melemah terhadap dolar AS. Dolar Kanada melemah 0,13 persen, franc Swiss melemah 0,08 persen dan poundsterling Inggris melemah 0,02 persen. Sedangkan dolar Australia menguat 0,24 persen.
Pengamat komoditas Ariston Tjendra mengatakan pagi ini rupiah kemungkinan masih akan melemah terhadap dolar AS karena menguatnya tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS terutama tenor 10 tahun.
Pagi ini yield tenor 10 tahun masih bergerak di kisaran 1,74 persen meski lebih rendah dari sebelumnya yang menyentuh kisaran 1,75 persen dan level tertinggi tahun ini dicetak di hari Selasa kemarin di level 1,77 persen.
“Kenaikan yield obligasi AS ini masih karena ekspektasi kenaikan inflasi dan pemulihan ekonomi di AS. Stimulus besar yang sudah dirilis US$1,9 triliun dan rencana stimulus infrastuktur di AS juga turut memicu ekspektasi tersebut. Banyak analis memperkirakan yield akan bergerak menuju 2 persen,” ucapnya Kamis (1/4).
Meski demikian, di sisi lain, sentimen positif yang masuk ke bursa saham Asia pagi ini karena pengumuman stimulus infrastruktur dari Biden bisa menahan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS.
“Potensi pergerakan rupiah hari ini di kisaran Rp14.500-14.580 per dolar AS,” tandasnya.
Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : VIVA