Biden Mau Bangun Infrastruktur US$ 2 T, Ancaman bagi Emas!
Harga emas dunia kembali naik ke level US$ 1.700 pada penutupan perdagangan kemarin. Namun harga si logam kuning cenderung turun tipis pada perdagangan hari ini, Kamis (1/4/2021).
Harga emas di pasar spot terkoreksi 0,04% ke US$ 1.706,31/troy ons pada perdagangan pagi pukul 08.15 WIB. Harga logam mulia emas menguat 1,3% pada perdagangan kemarin.
Di sepanjang kuartal pertama tahun ini harga emas sudah drop 10%. Ada banyak faktor yang membuat harga aset minim risiko ini mengalami koreksi yang tajam. Mulai dari penguatan yield surat utang pemerintah AS, greenback, saham-saham dan mata uang kripto seperti Bitcoin.
Emas merupakan aset yang tak memberikan imbal hasil seperti obligasi yang memberikan kupon atau saham dengan dividennya. Sebab itu minat beli emas untuk investasi sangat tergantung pada biaya peluangnya.
Kenaikan imbal hasil surat utang AS yang tembus 1,7% dan mengalahkan dividen S&P 500 tidak hanya membuat pasar saham ambles. Emas pun juga ikut terjungkal karenanya.
Tren naik yield juga mendorong dolar AS terus menguat. Di saat yang sama aksi spekulasi beli mata uang digital semakin populer. Investor semakin banyak yang meninggalkan aset tradisional seperti emas.
Ke depan harga emas masih berpotensi terancam. Presiden AS ke-46 Joe Biden kemarin mengumumkan rencananya untuk menggelontorkan anggaran senilai US$ 2,3 triliun untuk pembangunan infrastruktur.
Anggaran sebesar US$ 621 miliar untuk infrastruktur rencananya akan digunakan untuk membangun kembali jalan, jembatan, angkutan umum serta stasiun pengisian kendaraan listrik. Proposal tersebut juga akan mengalokasikan US$ 111 miliar untuk mengganti pipa air timbal dan meningkatkan saluran pembuangan.
Menurut perkiraan ekonom Associated Press, hal itu bisa mendorong pertumbuhan di atas 6% tahun ini. Jika Presiden Biden mampu memberlakukan rencana infrastrukturnya dan para ekonom benar bahwa hal itu akan mendorong pertumbuhan di atas 6% tentu akan terus menekan harga emas.
Maklum emas diburu ketika kondisi ekonomi sedang sulit seperti saat resesi tahun lalu. Namun ketika ekonomi sedang moncer, investor cenderung berburu aset-aset berisiko dan meninggalkan emas.
Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar : CNBC Indonesia