Dolar Terseret Kemunduran Imbal Hasil Obligasi AS
Dolar Amerika Serikat (USD) tergelincir dari level tertinggi empat bulan terhadap sekeranjang mata uang utama lain pada akhir perdagangan Senin waktu setempat (Selasa WIB). USD terseret penurunan imbal hasil obligasi Pemerintah Amerika Serikat dari level tertinggi baru-baru ini.
Mengutip Antara, Selasa, 23 Maret 2021, krisis mata uang lira Turki selama akhir pekan sebagian besar bertahan di pasar negara-negara berkembang. Indeks USD yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, turun sekitar 0,35 persen menjadi 92,09, menyusul kenaikan minggu lalu sebesar 0,5 persen.
Imbal hasil obligasi Pemerintah AS jatuh dari tertinggi 14 bulan pada Senin, 22 Maret, dan terakhir turun pada 1,682 persen, tetapi tetap dekat tertinggi satu tahun karena investor bertaruh pada pemulihan ekonomi.
Imbal hasil melonjak setelah Federal Reserve pekan lalu mengatakan ekonomi AS berada di jalur untuk pertumbuhan yang kuat. Para analis menuturkan investor sekarang menunggu lelang surat utang pemerintah pekan ini, yang dapat mengirim imbal hasil naik lagi jika permintaan lesu.
Selama akhir pekan, Presiden Turki Tayyip Erdogan secara mengejutkan mengganti gubernur bank sentral dengan kritik suku bunga tinggi, sehingga menyeret lira turun sebanyak 15 persen menjadi 8,485 terhadap dolar.
“Salah satu cerita utama hari ini adalah bahwa aksi jual dalam lira Turki tidak memiliki efek riak yang besar,” kata Axel Merk, manajer portofolio di Merk Hard Currency Fund di Palo Alto, California.
“Kami memiliki (Ketua Fed) Jerome Powell berbicara beberapa kali minggu ini, dan dia akan melanjutkan alur cerita dari minggu lalu, yang menurut saya berarti bahwa imbal hasil obligasi akan ditahan, yang merupakan negatif untuk dolar,” tambahnya.
Keputusan mengejutkan Turki untuk mengganti gubernur bank sentral mendukung daya tarik mata uang safe haven dolar. Bahkan dengan penurunan greenback pada Senin, pasar lambat untuk mengikuti tema kenaikan dolar dalam beberapa pekan terakhir karena investor bertaruh pemulihan ekonomi global akan mendorong pembelian mata uang berisiko.
Lira Turki berdiri di 7,75 per dolar. Lira merosot 10 persen pada Senin waktu setempat, penurunan terburuk sejak 2018. Pound cenderung datar terhadap dolar karena investor fokus pada pendorong pasar mata uang yang lebih luas dan ancaman Uni Eropa untuk memberlakukan larangan impor vaksin ke Inggris.
Sumber : medcom.id
Gambar : koran indopos