Dolar AS Jatuh ke Level Terendah
Dolar jatuh ke level terendah satu minggu pada akhir perdagangan Kamis waktu setempat (Jumat WIB). Bank sentral Eropa (ECB) mengatakan akan mempertahankan biaya pinjaman dan lelang obligasi pemerintah 30-tahun memenuhi permintaan yang cukup untuk membantu menstabilkan imbal hasil, memberikan dorongan pada aset-aset berisiko.
Mengutip Antara, Jumat, 12 Maret 2021, ECB mengatakan siap untuk mempercepat pencetakan uang guna menahan imbal hasil zona euro turun, menandakan pasar yang skeptis bahwa pihaknya bertekad untuk meletakkan dasar bagi pemulihan ekonomi yang solid.
Di Amerika Serikat, tanggapan terhadap lelang obligasi pemerintah, yang mengikuti lelang tuga tahun dan 10 tahun di awal pekan, membantu meredakan kekhawatiran tentang kemampuan investor untuk menyerap peningkatan utang yang diperlukan untuk membiayai respon terhadap pandemi.
“Kami memiliki serangkaian kabar baik minggu ini sejauh menyangkut lelang obligasi pemerintah dan tentu saja ECB memberikan sedikit lebih banyak dari yang kami harapkan sejauh menjadi sedikit lebih dovish dan mencoba untuk meningkatkan pembeliannyan(obligasi),” kata Ahli Strategi Valas Senior TD Securities Mazen Issa.
“Ini adalah sinyal bahwa kami mungkin melihat penarik yang cukup signifikan di balik harga-harga aset berisiko,” tambahnya.
Investor khawatir lelang bisa berjalan buruk setelah penjualan (obligasi) tujuh tahun yang lemah bulan lalu membantu memicu aksi jual dramatis dalam surat utang pemerintah.
Pasar ekuitas dunia melonjak, dengan indeks S&P 500 dan Dow mencapai tertinggi sepanjang masa pada Kamis waktu setempat, dibantu oleh serangkaian berita positif, ketika klaim pengangguran mingguan turun lebih dari yang diharapkan dan Presiden AS Joe Biden menandatangani RUU stimulus USD1,9 triliun menjadi undang-undang.
Nada risk-on di pasar dibantu oleh data harga konsumen AS yang lemah pada Rabu waktu setempat yang membantu meredakan kekhawatiran tentang kemungkinan lonjakan inflasi karena ekonomi dibuka kembali dari pandemi covid-19.
“Pasar mungkin menjadi sedikit terlalu sensitif terhadap kenaikan inflasi yang tidak terkendali -yang belum terjadi,” kata Kepala Strategi Valas Societe Generale Kit Juckes.
Mata uang safe-haven dolar turun 0,41 persen pada 91,435 terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya, penurunan hari ketiga berturut-turut setelah menyentuh tertinggi tiga bulan di 92,506 pada Selasa waktu setempat. Euro menguat sekitar 0,44 persen terhadap dolar, pada 1,19815 dolar AS. Euro jatuh sekitar 2,0 persen sejauh tahun ini.
“Prospek Eropa telah mengecewakan banyak orang dan ekspektasi untuk zona euro masih terkepung oleh covid-19, dan itu mencegah euro untuk benar-benar lepas landas hari ini,” kata Analis Pasar Senior FX Oanda Edward Moya.
Di tempat lain, dolar Australia dan Selandia Baru naik untuk sesi ketiga berturut-turut, keduanya berada pada level tertinggi dalam seminggu terhadap dolar AS, dibantu oleh kenaikan harga-harga komoditas.
Dalam mata uang kripto, bitcoin menguat 2,6 persen menjadi USD57.300,83. Mata uang digital telah pulih dari beberapa kerugian baru-baru ini tetapi belum melampaui level tertinggi sepanjang masa di USD58.354,14, yang dicapai pada 21 Februari.
Sumber : medcom.id
Gambar : kompas megapolitan