Hindari Mata Uang Berisiko, Dolar AS Menguat
Nilai tukar dolar Amerika Serikat (USD) sedikit menguat terhadap sejumlah mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Senin waktu setempat (Selasa WIB). Ledakan volatilitas di pasar saham dunia mengurangi minat investor terhadap mata uang berisiko meskipun memberikan hasil lebih tinggi.
Mengutip Antara, Selasa, 26 Januari 2021, kekhawatiran atas waktu dan ukuran stimulus fiskal tambahan AS sempat membuat indeks utama saham AS satu persen lebih rendah sebelum pulih menjadi diperdagangkan sedikit berubah pada hari kemarin. Dolar Australia -dilihat sebagai proksi likuid untuk risiko- turun 0,16 persen terhadap dolar.
Kepala Strategi Pasar Cambridge Global Payments Karl Schamotta mengatakan pergerakan tajam di pasar saham memperburuk selera pedagang valas atas risiko, “Mata uang beta tinggi -mata uang yang sangat berkorelasi dengan pasar ekuitas dan selera risiko global- jatuh selaras dengan indeks ekuitas,” kata Schamotta.
Sentimen pasar berubah lebih berhati-hati pada akhir pekan lalu, ketika data ekonomi Eropa menunjukkan bahwa pembatasan penguncian untuk menahan penyebaran covid-19 mengganggu aktivitas bisnis. Indeks dolar AS yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, naik 0,19 persen menjadi 90,396, setelah naik setinggi 90,523, terkuat sejak 20 Januari.
Lembaga ekonomi Ifo mengatakan euro melemah sekitar 0,28 persen terhadap dolar. Sentimen bisnis Jerman merosot ke tingkat terendah enam bulan pada Januari karena gelombang kedua covid-19 menghentikan pemulihan di ekonomi terbesar Eropa, yang akan stagnan pada kuartal pertama.
Saham-saham AS telah mencapai level tertinggi baru dalam beberapa sesi belakangan ini bahkan ketika kekhawatiran tentang ekonomi yang dilanda pandemi tetap ada. Investor mencoba mengukur apakah pejabat di pemerintahan Joe Biden dapat mencegah kekhawatiran Partai Republik bahwa proposal bantuan pandemi senilai USD1,9 triliun itu terlalu mahal.
Terlepas dari kebangkitan dolar baru-baru ini -indeks dolar naik sekitar 1,3 persen sejak awal Januari- analis memperkirakan penurunan dolar yang luas selama 2021. Posisi spekulatif bersih jangka pendek pada dolar meningkat ke yang terbesar dalam 10 tahun dalam seminggu hingga 19 Januari, menurut data mingguan berjangka dari CFTC.
Federal Reserve AS akan bertemu pada Selasa waktu setempat dan Rabu waktu setempat serta Ketua Fed Jerome Powell diperkirakan memberi sinyal bahwa dia tidak memiliki rencana untuk menghentikan stimulus besar-besaran The Fed dalam waktu dekat, berita yang dapat mendorong dolar turun lebih jauh.
Sterling menguat terhadap euro yang lebih lemah karena peluncuran vaksin covid-19 Inggris selama akhir pekan menawarkan dukungan untuk mata uang Inggris. Pada akhir perdagangan New York, euro turun menjadi USD1,2139 dari USD1,2166 pada sesi sebelumnya, dan poundsterling Inggris turun menjadi USD1,3663 dari USD1,3681 pada sesi sebelumnya.
Dolar Australia turun menjadi USD0,7703 dibandingkan dengan USD0,7717. Dolar AS dibeli 103,79 yen Jepang, lebih rendah dibandingkan dengan 103,83 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS naik menjadi 0,8881 franc Swiss dibandingkan dengan 0,8860 franc Swiss, dan naik menjadi 1,2749 dolar Kanada dibandingkan dengan 1,2728 dolar Kanada.
Sumber : medcom.id
Gambar : Pikiran Rakyat