Vaksin Corona Masuk RI Perkuat Rupiah Pagi Ini
Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.120 per dolar AS pada perdagangan pasar spot Selasa (12/1) pagi. Posisi tersebut menguat 5 poin atau 0,04 persen dari Rp14.125 per dolar AS pada Senin (11/1) sore.
Di kawasan Asia, rupiah menguat bersama beberapa mata uang, seperti yuan China 0,19 persen, peso Filipina 0,05 persen, dolar Singapura 0,02 persen, yen Jepang 0,02 persen, dan dolar Hong Kong 0,01 persen.
Sementara mata uang Asia lainnya berada di zona merah, seperti baht Thailand yang melemah 0,01 persen, won Korea Selatan minus 0,25 persen, dan ringgit Malaysia minus 0,4 persen.
Begitu juga dengan mata uang utama negara maju, sebagian di zona hijau, sebagian lagi melemah dari dolar AS. Dolar Australia menguat 0,08 persen, poundsterling Inggris 0,04 persen, dan dolar Kanada 0,02 persen.
Sedangkan euro Eropa melemah 0,02 persen, franc Swiss minus 0,07 persen, dan rubel Rusia minus 0,09 persen.
Analis sekaligus Kepala Riset Monex Investindo Ariston Tjendra menilai penguatan nilai tukar rupiah pada pagi ini ditopang sentimen vaksin virus corona di dalam negeri. Kemarin, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah mengeluarkan izin penggunaan darurat (Emergency Use Authorization/EUA) bagi vaksin corona dari Sinovac, perusahaan farmasi asal China.
Vaksin itu memiliki efikasi sebesar 65,3 persen. Hal ini setidaknya memberi angin segar bagi pelaku pasar keuangan di dalam negeri bahwa vaksinasi bisa dimulai.
“Kabar baik dari persetujuan BPOM terhadap penggunaan vaksin Sinovac di tanah air bisa menahan pelemahan rupiah tersebut,” kata Ariston kepada CNNIndonesia.com.
Kendati begitu, Ariston melihat bayang-bayang pelemahan mata uang Garuda sejatinya masih ada. Sebab, sentimen kenaikan imbal hasil atau yield surat utang AS, US Treassury masih ada.
Tercatat, yield surat utang atau obligasi AS bertenor 10 tahun naik lagi dari kisaran 1,12 persen menjadi 1,15 persen pada Senin kemarin. Proyeksinya, mata uang Garuda bergerak di kisaran Rp14.050 sampai Rp14.200 per dolar AS pada hari ini.
“Kenaikan imbal hasil obligasi ini masih bisa menjadi pemicu pelemahan nilai tukar lainnya terhadap dolar AS termasuk rupiah hari ini,” jelasnya.
Sumber : cnnindonesia.com
Gambar :BeritaSatu.com