IHSG Siap Menghijau, tapi Gak Kuat Nanjak ke 5.200
Mulai menggeliatnya aktivitas perekonomian domestik usai kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dilonggarkan menjadi sentimen positif bagi pasar saham.
Senin kemarin, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup naik 0,44% ke level 5.126,33 poin dengan nilai transaksi Rp 8,59 triliun dengan volume 12,89 miliar unit saham. Pelaku pasar asing melakukan jual bersih Rp 394,37 miliar.
Dalam risetnya, Mega Capital Sekuritas memaparkan, sentimen positif dari dalam negeri. Pernyataan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo bahwa sejumlah sektor ekonomi sudah mulai menunjukkan tanda pemulihan menjadi katalis positif bagi pasar saham Indonesia.
Menurut Perry, sejumlah sektor usaha seperti industri makanan dan minuman, logam dasar, telekomunikasi dan alas kaki sudah mulai menunjukkan pemulihan.
Bank Indonesia memperkirakan pada 3Q, PDB Indonesia masih mengalami kontraksi namun jauh lebih baik dibanding 1Q dan 2Q.
Di sisi lain, perhatian pasar juga masih tertuju pada gelombang kedua penyebaran Covid-19 yang melanda Eropa menjadi katalis negatif bagi pasar saham.
Setelah sebelumnya Prancis dan Inggris, kini peningkatan penyebaran Covid-19 melanda Italia, di mana pada 18 Oktober lalu kasus baru mencapai rekor 11,705 orang.
Selain itu, pasar mulai khawatir atas dampak No Deal Brexit di mana Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menyatakan negosiasi dengan Uni Eropa.
“IHSG diperkirakan bergerak cenderung menguat terbatas pada rentang 5.065 – 5.185,” tulis Mega Sekuritas, Selasa (20/10/2020).
Sementara itu, Reliance Sekuritas menilai, secara sentimen pergerakan IHSG cenderung variatif di tengah pelemahan bursa global akibat kesepakatan tentang stimulus AS tetap sulit dipahami dan minimnya sentimen dalam negeri juga membayangi pergerakan indeks hari ini.
Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar : CNBC Indonesia