Stimulus & Utang AS Bengkak, Harga Emas Bangkit, Siap Lari!
Harga emas terlihat mulai bangkit dalam 2 hari perdagangan terakhir. Posisi dolar AS yang tertekan membuat logam mulia tersebut punya momentum untuk kembali mencatatkan reli.
Jumat (9/10/2020), harga emas dunia di pasar spot menguat 0,72%. Emas sudah kembali ke level US$ 1.900/troy ons. Pada 09.05 WIB, harga emas di pasar spot dibanderol di US$ 1.906/troy ons.
Dolar AS dan emas bergerak berlawanan arah. Kekuatan dolar yang tercermin dari posisi indeks dolar saat ini sedang tertekan. Dolar AS yang melemah membuat harga emas menjadi lebih murah bagi pemegang mata uang lain.
Anjloknya dolar AS bukan tanpa sebab.
Pemicu utamanya adalah kebijakan bank sentralnya (The Fed) yang ultra longgar membuat pasokan dolar AS bertambah. Sejak pasar mengalami kepanikan serius pada Februari-Maret lalu, fenomena cash is king tampak terlihat dan dolar menguat.
Sebagai bentuk antisipasi untuk mencegah keringnya likuiditas berlanjut, the Fed mengaktifkan program swap line dengan berbagai bank sentral.
Tak hanya itu aksi pemangkasan suku bunga yang agresif sampai mendekati nol persen dan pembelian aset-aset keuangan secara gencar turut menambah likuiditas di pasar dan sistem keuangan.
Neraca bank sentral yang menggembung disertai dengan operasi keuangan pemerintah dengan adanya stimulus berupa bantuan langsung tunai membuat ekspektasi inflasi meningkat.
Banyak orang yang kemudian berlari menyelematkan diri dari depresiasi nilai tukar dengan membeli emas untuk proteksi. Alhasil harga emas pun menguat dengan signifikan di sepanjang tahun ini.
Harga emas sempat melorot dari posisi tertingginya sepanjang sejarah Agustus lalu, akibat ketidakpastian seputar stimulus tambahan untuk mencegah ekonomi AS dari kejatuhan lebih dalam akibat pandemi Covid-19.
Ada perbedaan pandangan antara Republikan dan Demokrat. Harga emas juga sempat anjlok 2% dalam sehari ketika Trump mengatakan menunda negosiasi dengan Demokrat sampai pemilu usai.
Namun tampaknya Trump tidak benar-benar serius. Sikap dan manuvernya tersebut dilakukan untuk memperoleh daya tawar yang lebih tinggi. Kini Trump melunak dan mengatakan ada kemungkinan kesepakatan soal stimulus bisa dicapai dalam waktu dekat.
Tak hanya membuat pasokan uang beredar. Stimulus jumbo ini juga membuat defisit anggaran Negara Adikuasa tersebut membengkak. Kini defisit APBN AS sudah berada di angka US$ 3 triliun atau 15% dari PDB-nya.
Penambahan stimulus senilai US$ 2,2 triliun ini akan membuat utang pemerintah AS jadi makin menggembung begitu juga dengan defisit anggarannya. Itulah mengapa minat terhadap emas menjadi tinggi sebagai aset safe haven untuk proteksi.
Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar : Tribunnews.com