Donald Trump Keluar RS, Rupiah Menguat ke Rp14.622 per Dolar
Nilai tukar rupiah berada di level Rp14.622 per dolar AS pada Selasa (6/10) pagi. Posisi ini menguat 178 poin atau 1,2 persen dari Rp14.800 pada Senin (5/10).
Di deretan mata uang Asia, rupiah menguat bersama won Korea Selatan 0,27 persen, peso Filipina 0,11 persen, ringgit Malaysia 0,11 persen, baht Thailand 0,1 persen, dolar Singapura 0,06 persen, dan yen Jepang 0,05 persen. Sementara hanya dolar Hong Kong yang stagnan.
Begitu juga dengan mayoritas mata uang utama negara maju. Hanya rubel Rusia yang melemah 0,04 persen.
Dolar Australia terpantau menguat 0,11 persen, dolar Kanada 0,07 persen, poundsterling Inggris 0,06 persen, euro Eropa 0,02 persen, dan franc Swiss 0,02 persen.
Analis sekaligus Kepala Riset Monex Investindo Ariston Tjendra mengatakan ada potensi penguatan rupiah dengan bergerak di kisaran Rp14.700 sampai Rp14.900 per dolar AS pada hari ini. Potensi penguatan ini utamanya berasal dari kabar keluarnya Presiden AS Donald Trump dari rumah sakit.
“Sentimen tersebut mendorong pelaku pasar keluar dari aset aman dolar AS dan masuk ke aset berisiko, sehingga ada potensi penguatan rupiah terhadap dolar AS pagi ini,” ucap Ariston kepada CNNIndonesia.com, Selasa (6/10).
Selain itu, sentimen penguatan juga berasal dari kelanjutan negosiasi paket stimulus ekonomi tahap dua senilai US$2,2 triliun antara pemerintah dan DPR AS. Di sisi lain, ada peluang pemulihan ekonomi yang tercermin dari perbaikan indeks aktivitas sektor jasa AS yang baru dirilis.
Sementara di dalam negeri, penguatan rupiah muncul dari pengesahan Rancangan Undang-Undang Omnibus Law Cipta Kerja (RUU Ciptaker). Aturan kontroversial ini mendadak disahkan DPR pada Senin kemarin.
“Sentimen positif dari dalam negeri juga bisa datang dari disahkannya RUU Cipta Kerja yang dipandang menguntungkan investor dan situasi unjuk rasa terkendali,” pungkasnya.
Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : BeritaSatu.com