Covid-19 Global Tembus 33 Juta, Harga Minyak Terpangkas
Awal pekan ini Senin (28/9/2020), harga minyak mentah untuk kontrak yang aktif ditransaksikan di pasar mengalami pelemahan. Sentimen negatif masih berasal dari lonjakan kasus infeksi Covid-19 di berbagai penjuru dunia.
Penderita Covid-19 global secara kumulatif sudah hampir mencapai 33 juta orang sampai hari ini. Angka kematian sudah menyentuh level 996 ribu lebih. Artinya kurang dari 4.000 lagi angka kematian mencapai 1 juta orang.
Hal ini membuat harga minyak berjangka acuan global Brent terkoreksi 0,29% ke US$ 41,8/barel dan patokan Amerika Serikat (AS) West Texas Intermediate (WTI) turun 0,37% ke US$ 40,1/barel pada 09.20 WIB.
Lonjakan kasus yang terjadi belakangan ini memicu kecemasan di pasar bahwa pembatasan mobilitas atau lockdown akan kembali diterapkan. Jika kebijakan ini kembali diambil maka permintaan bahan bakar dan minyak tentu akan drop lagi.
Padahal di saat yang sama pemangkasan pasokan minyak oleh negara eksportir dan aliansinya (OPEC+) tidak seagresif sebelumnya. Jika pada Mei-Juli output OPEC+ dipangkas 10% dari total output global, mulai Agustus hanya dipangkas 8% dari total output global.
Adanya ancaman penurunan permintaan di tengah kenaikan pasokan membuat stok minyak diperkirakan meningkat dan harga minyak pun terkoreksi dari level tertingginya di US$ 45/barel untuk Brent.
Namun, Sekretaris Jenderal OPEC Mohammad Barkindo mengatakan pada hari Minggu bahwa persediaan minyak komersial di negara-negara OECD diperkirakan hanya sedikit di atas rata-rata lima tahun pada kuartal pertama 2021, sebelum turun di bawah level tersebut untuk sisa tahun ini, mengutip Reuters.
Di sisi lain, adanya kemungkinan adanya aksi mogok kerja para pekerja di sektor migas Norwegia juga berpotensi membuat output negara tersebut berkurang 900 ribu barel per hari (bpd) atau setara dengan 22% dari output total negara tersebut.
Norwegia memompa lebih dari 4 juta barel setara minyak per hari (boepd), setengahnya dalam bentuk minyak mentah dan cairan lain, dan setengahnya lagi dari gas alam, menjadikannya salah satu pemasok energi global utama.
Sekitar 324 dari 7.300 karyawan di anjungan lepas pantai berencana untuk mogok kerja mulai 30 September apabila negosiasi seputar gaji dengan pemberi kerja tak berjalan mulus atau gagal.
Jika mediator yang ditunjuk negara Norwegia tidak dapat menjadi perantara kesepakatan, anggota serikat akan memenuhi syarat untuk melakukan pemogokan dan perselisihan akan tereskalasi. Hal ini berpotensi membuat pasokan minyak global turun.
Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar : Validnews