IHSG Sempat Anjlok 1,3%, Rupanya Ini yang Jadi Penyebabnya

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Kamis (24/9/20) pada pukul 9:52 WIB terpantau drop 1,33% ke level 4.852,16. Sentimen negatif dari Paman Sam dan Benua Biru anjlokkan IHSG.

Akan tetapi saham apakah yang yang menjadi penyumbang anjloknya indeks acuan nasional ini? Simak tabel berikut.

Dapat dilihat dari tabel di atas penurunan hari ini disumbangkan paling parah oleh emiten Pelat Merah PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) yang sahamnya anjlok 2,14% dan mendorong indeks sebanyak 7,97 poin.

Selain itu juga terdapat dua saham perbankan raksasa dalam daftar ini yakni PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang terkoreksi tipis 0,36% tapi mendorong indeks mundur sebanyak 3,24% karena kapitalisasi pasarnya yang jumbo dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) yang terpukul 2,4% dan membuat indeks turun 3,79 poin.

Selain itu terdapat pula emiten farmasi PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) yang terkontraksi 1,96% dampak dari sentimen negatif vaksin AstraZeneca yang kelanjutanya uji coba tahap tiganya masih dipertanyakan.

Terakhir muncul emiten pakan ternak PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) yang terpukul 1,64% dampak dari pelemahan daya beli masyarakat di Indonesia selama berberapa bulan terakhir yang ditunjukkan dengan deflasi selama dua bulan berturut-turut dan IHK yang tak kunjung membaik.

Indeks sektoral yang paling tertekan pada perdagangan hari ini adalah indeks industri dasar dengan penurunan 1,97%.

Dari Paman Sam, sentimen negatif muncul setelah pembahasan stimulus fiskal di AS masih belum ada titik terang di parlemen (Kongres) AS. Bos The Fed, Jerome Powell bahkan mengatakan stimulus fiskal diperlukan untuk segera membangkitkan perekonomian AS.

“Kita sudah bangkit cukup cepat, dan itu bagus. Tetapi jalan masih panjang. Jadi, saya ingin mengatakan kita perlu bersama-sama, kita semua. Pemulihan ekonomi akan berjalan lebih cepat jika mendapat dukungan dari Kongres dan The Fed,” kata Powell di hadapan House of Representatives Select Subcommittee, Rabu pagi waktu setempat.

Sentimen negatif selanjutnya datang dari perkembangan vaksin virus corona buatan AstraZeneca. Uji klinis tahap akhir vaksin yang disebut AZD1222 tersebut masih belum bisa dilanjutkan di AS. Penyidik federal dikatakan masih mencari “jawaban penting” untuk keselamatan pasien, kata Menteri Kesehatan dan Layanan Kesehatan AS, Alex Azar, kepada CNBC International, Rabu kemarin.

Uji klinis vaksin AZD1222 dihentikan sementara sejak 6 September lalu, setelah pasien di Inggris mengalami efek samping yang serius.

Kabar buruk lainnya datang dari Eropa, di tengah peningkatan kasus Covid-19, aktivitas bisnis (manufaktur dan jasa) kembali menyusut.

Kemarin, IHS Markit melaporkan purchasing managers’ index (PMI) gabungan jasa dan manufaktur bulan September untuk zona euro sebesar 50,1, turun tajam dari bulan Agustus sebesar 51,9.

PMI menggunakan angka 50 sebagai ambang batas, di bawahnya berarti kontraksi, sementara di atasnya artinya ekspansi.

Pelambatan tajam ekspansi di bulan September terjadi karena sektor jasa. PMI jasa zona euro dilaporkan sebesar 47,6, turun dari bulan Agustus 50,5. Sektor jasa kembali mengalami kontraksi setelah 2 bulan beruntun berekspansi. Sementara itu PMI sektor manufaktur dilaporkan sebesar 54,3, turun dari bulan sebelumnya 55,2.

 

 

 

 

 

Sumber : .cnbcindonesia.com
Gambar : TrenAsia

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *