Berusaha Bangkit, Harga Minyak Mulai Merangkak Naik
Semalam pasar keuangan dan derivatif, terutama komoditas, kompak tertekan. Harga minyak mentah pun ikut ambles, tapi pagi ini, Selasa (22/9/2020) harga emas hitam berusaha bangkit.
Pada 08.00 WIB, harga minyak mentah untuk kontrak yang aktif ditransaksikan jenis Brent naik 0,63% ke US$ 41,7/barel dan West Texas Intermediate (WTI) menguat 0,84% ke US$ 39,64/barel.
Penguatan dolar AS menjadi sentimen negatif yang menekan pasar, terutama komoditas yang dibanderol dalam mata uang Negeri Paman Sam itu. Indeks dolar naik 0,8% semalam.
“Indeks dolar sedang naik tinggi. Itu akan membebani komoditas secara umum, jadi jika Anda melihat semua komoditas: pasar pertanian, energi, logam, semuanya berada di bawah banyak tekanan, jadi itu salah satu bagian dari persamaan ketika dolar menguat,” ungkap chief market strategist Blue Line Futures, Phil Streible.
Penurunan harga minyak juga mengekor kejatuhan pasar saham AS. Dini hari tadi, tiga indeks utama Wall Street terbenam di zona merah dengan depresiasi paling dalam dicatatkan oleh indeks Dow Jones sebesar 1,84% dan disusul S&P 500 yang drop 1,16%.
Beberapa sentimen negatif lain juga mewarnai pasar energi. Kasus infeksi Covid-19 yang terus melonjak membuat 30,7 juta orang di dunia sudah terjangkit penyakit ganas itu. Kenaikan kasus yang terjadi di beberapa negara Eropa seperti Perancis, Spanyol serta Inggris memang mencemaskan.
Bahkan Perdana Menteri Negeri John Bull, Boris Johnson sampai mewacanakan lockdown nasional lagi. Jika aktivitas perekonomian kembali di rem melalui lockdown yang masif, maka permintaan minyak bakal tertekan hebat. Harganya pun akan jatuh.
Di saat yang sama pasar juga mengkhawatirkan kenaikan pasokan akibat pembukaan ladang minyak Libya selama satu bulan pasca blokade yang membuat ouput minyak Libya merosot dari 1,2 juta barel per hari (bpd) menjadi 200 ribu bpd.
Kini semua pihak berharap pada negara-negara eksportir minyak dan koleganya (OPEC+) untuk tetap mematuhi kesepakatan pemangkasan minyak sesuai kuota yang sudah dijatahkan.
Menteri Energi Arab Saudi Pangeran Abdulaziz bin Salman mengatakan bakal menggelar pertemuan luar biasa di bulan Oktober jika tidak ada perbaikan di pasar dan harga minyak tertekan semakin dalam.
Sentimen lain dari sisi pasokan yang berpotensi membuat harga terdongkrak adalah adanya badai yang bisa membuat produksi emas hitam menurun. Setelah Badai Laura dan Badai Tropis Sally, kini ada lagi Badai Beta yang juga menerjang wilayah produksi minyak di AS yaitu Texas.
Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar : Digtara