Kucuran Stimulus AS Temui Jalan Buntu Bawa Bursa Asia Bervariasi
Pasar saham Asia Pasifik bergerak beragam pada awal perdagangan pada hari ini. Investor tetap berhati-hati setelah anggota parlemen AS tampaknya tidak mendapatkan kemajuan berkaitan kesepakatan tentang RUU stimulus virus korona.
Melansir laman CNBC, Jumat (14/8/2020), indeks ASX 200 Australia naik 0,24 persen segera setelah pembukaan pasar, dengan subindeks keuangan yang sangat tertimbang naik 0,75 persen. Saham bank-bank besar di negara itu sebagian besar naik, dengan National Australia Bank naik 1,78 persen.
Di Jepang, Nikkei 225 bertambah 0,23 persen tetapi indeks Topix sedikit lebih rendah. Indeks Kospi Korea Selatan turun 0,22 persen.
Sesi pembukaan pasar saham di Asia mengikuti kondisi Wall Street yang bergerak mendatar, di mana S&P 500 sekali lagi gagal mencapai rekor tertinggi dari Februari.
Itu terlepas dari data klaim pengangguran AS yang positif yang jauh di bawah perkiraan ekonom, menyiratkan bahwa pasar tenaga kerja AS mulai membaik.
Di sisi lain, anggota parlemen di Amerika Serikat tampaknya menemui jalan buntu mengenai putaran bantuan virus Corona berikutnya dan kesepakatan tentang undang-undang dan pengesahan RUU tampaknya akan berminggu-minggu lagi.
Ketua DPR AS Nancy Pelosi mengatakan dia tidak akan memulai kembali pembicaraan dengan Partai Republik tentang masalah tersebut sampai mereka meningkatkan tawaran bantuan mereka sebesar USD 1 triliun.
Penasihat ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow juga mengatakan kepada CNBC “Squawk on the Street” bahwa pemerintah dan Demokrat berada di “jalan buntu”.
Dolar AS diperdagangkan lebih rendah terhadap sekeranjang rekan-rekannya karena indeks dolar turun 0,07 persen menjadi 93,269.
Yen Jepang berpindah tangan pada 106,96 melawan dolar dan dolar Australia diperdagangkan hampir datar pada USD 0,7146.
Bursa AS Mendatar, S&P Berjuang Capai Rekor Tertinggi
Bursa Amerika Serikat (AS) mendatar pada penutupan perdagangan Kamis waktu setempat. Usai S&P 500 sekali lagi gagal mencapai rekor tertinggi dari Februari 2020.
Melansir laman CNBC, Dow Jones Industrial Average naik hanya 20 poin, atau 0,1 persem. Indeks S&P 500 dan Nasdaq 100 diperdagangkan sedikit lebih tinggi.
S&P menutup sesi reguler dengan turun 0,2 persen. Sebelumnya, indeks ini sempat diperdagangkan di atas rekor penutupan tertinggi pada posisi 3.386,15.
Perputaran antara keuntungan dan kerugian sepanjang hari terjadi karena saham teknologi mengungguli sementara nama-nama yang akan mendapat manfaat dari pembukaan ekonomi kembali masih berjuang.
Seperti saham Facebook, Netflix, dan Alphabet semuanya ditutup menguat. Bahkan Apple mencapai ke level tertinggi sepanjang masa.
Sementara itu, saham Gap dan American Airlines sama-sama turun setidaknya 1,8 persen. JPMorgan Chase turun 0,6 persen.
“Pembalikan negatif SPX dan ketidakmampuannya untuk mencapai titik tertinggi baru pada hari ini akan menerima banyak berita utama. Tetapi aksi jual intra-hari jauh lebih ringan daripada Selasa kemarin, “kata Frank Cappelleri, Direktur Eksekutif di Instinet, dalam sebuah catatan.
Jika S&P 500 memecahkan rekor baru, itu akan menjadi pemulihan tercepat indeks dari penurunan tajamnya dalam sejarah yang mencapai 30 persen, menurut data yang dikumpulkan Ned Davis Research.
Indeks S&P 500 tetap 0,7 persen lebih tinggi pada minggu ini meskipun ada penurunan pada hari Kamis. Indeks pasar yang lebih luas juga telah menguat lebih dari 50 persen dari level terendah intraday pada 23 Maret.
Sumber : liputan6.com
Gambar : Liputan6.com