Aktor Bollywood Samir Sharma Meninggal Diduga Bunuh Diri
Aktor Bollywood Samir Sharma yang terkenal berkat film Hasee Toh Phasee ditemukan meninggal dunia diduga karena bunuh diri pada Rabu (5/8) malam waktu Mumbai, India.
Pihak kepolisian menemukan jenazah Sharma di dapur di rumahnya di kawasan Malad. Ia diketahui tinggal sendirian tanpa istri dan anaknya karena telah berpisah.
Pihak kepolisian juga tidak menemukan surat bunuh diri dari aktor tersebut di rumah yang baru ia tempati sejak Desember 2019 itu.
Diberitakan Times of India, seorang saksi mata yang merupakan penjaga rumah Sharma mengaku melihat jenazah aktor tersebut di dapur sekitar pukul 9 malam.
Saksi kemudian langsung mengabarkan pegawai lainnya dan memanggil pihak kepolisian.
“Rumah aktor itu sudah berantakan ketika kami masuk. Bau yang kuat muncul dari mayat tersebut. Kami menduga ia bunuh diri setidaknya satu atau dua hari sebelumnya,” kata petugas kepolisian.
“Orang tua dan saudarinya ada di Bengaluru dan telah kami informasikan,”
Pihak kepolisian kemudian menyebut akan menelusuri rekam jejak medis dan keuangan aktor tersebut sebagai bahan investigasi bila ia diduga mengalami masalah terkait dua hal itu.
Samir Sharma merupakan aktor televisi dan film asal India kelahiran 3 Mei 1976. Ia dikenal luas karena membintangi serial Yeh Rishtey Hain Pyaar Ke dan sejumlah sinetron India lainnya.
Sejumlah film pernah ia bintangi, seperti Hasee Toh Phasee pada 2014 yang menjadi debutnya di industri Bollywood, dan film Ittefaq pada 2017.
Kematian Samir Sharma menjadi kasus meninggal akibat bunuh diri teranyar di industri Bollywood setelah Sushant Singh Rajput, Manmeet Grewal, dan Preksha Mehta.
Times of India menyebut kasus bunuh diri yang terjadi di industri Bollywood beberapa waktu terakhir membuat masalah kesehatan mental menjadi sorotan.
Sejumlah pakar kesehatan mental di India menyebut bahwa beberapa faktor selama masa pandemi dan lockdown bisa mendorong seseorang menjadi depresi yang berakibat melakukan tindakan bunuh diri.
“Bisa jadi karena stres akibat keuangan, kekurangan pilihan untuk bekerja, perubahan gaya hidup yang drastis dan kesepian yang dibarengi dengan kekhawatiran akan masa depan,” kata psikiater Avinash De Sousa.
Sumber : cnnindonesia.com
Gambar: Dailyhunt