Stok AS Turun Drastis, Harga Minyak Cuma Naik Seuprit

Harga minyak mentah naik pada hari Rabu (29/7/2020) setelah laporan industri menunjukkan bahwa persediaan minyak mentah di Amerika Serikat mengalami penurunan dan memberikan pasar dorongan di tengah rekor peningkatan infeksi virus corona di AS dan di tempat lain.

Pada 09.35 WIB harga minyak mentah untuk kontrak yang aktif ditransaksikan jenis Brent naik 0,3% ke US$ 43,35 per barel dan minyak mentah acuan AS cenderung menguat tipis 0,02% ke US$ 41,05/barel.

Menurut data asosiasi industri American Petroleum Institute yang dirilis Selasa malam tadi, persediaan minyak mentah AS turun 6,8 juta barel pada pekan lalu menjadi 531 juta barel.

Penurunan ini tidak sesuai dengan ekspektasi analis yang memperkirakan akan terjadi kenaikan sebesar 357 ribu barel. Saat ini pelaku pasar juga menantikan rilis data resmi dari pemerintah AS melalui EIA malam nanti.

“Ini untuk sementara waktu dapat meredakan beberapa kekhawatiran tentang tekanan permintaan yang berkelanjutan,” kata Stephen Innes, kepala strategi pasar global di AxiCorp dalam sebuah catatan.

Pandemi Covid-19 yang kembali mengamuk memunculkan kekhawatiran tentang turunnya permintaan bahan bakar dan menyebabkan pasar kelebihan pasokan karena terjadi rekor jumlah infeksi yang dilaporkan secara global, termasuk AS sebagai konsumen minyak terbesar di dunia.

Di sisi lain upaya untuk meredam dampak pandemi Covid-19 melalui stimulus lanjutan US$ 1 triliun juga terganjal. Ada pihak dari partai Republik yang tidak setuju dengan proposal tersebut.

Randall ‘Rand’ Paul, Senator Negara Bagian Kentucky dari Partai Republik, menilai uang yang dikeluarkan untuk penanganan virus corona sudah terlalu banyak. “Saya tidak mau lagi berutang triliunan dolar,” ujarnya, seperti dikutip dari Reuters.

Tanpa BLT, dan lapangan kerja yang masih terbatas, dikhawatirkan konsumsi rumah tangga di Negeri Paman Sam bakal terganggu. Kala konsumsi rumah tangga bermasalah, sulit berharap ekonomi bisa pulih. Hal ini tentu akan berpengaruh terhadap konsumsi bahan bakar dan permintaan minyak.

“Jika kita dapat memasukkan lebih banyak uang ke kantong konsumen, mereka akan membelanjakannya untuk barang dan jasa,” kata Phil Flynn, analis senior pada Price Futures Group di Chicago. “Itu seharusnya mengarah pada lebih banyak permintaan bensin, lebih banyak perjalanan dan lebih banyak belanja.” tambahnya.

Faktor tersebut membuat harga minyak mentah tak bisa naik banyak meski terjadi penurunan stok minyak mentah AS secara signifikan.

 

 

 

 

 

Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar : MerahPutih

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *