Stok AS Meluber Lagi, Harga Minyak Dunia Merosot
Pada perdagangan pagi hari Rabu (22/7/2020), harga minyak mentah untuk kontrak yang ramai ditransaksikan mengalami pelemahan. Kenaikan stok minyak mentah Amerika Serikat (AS) menjadi salah satu pemicu terpangkasnya harga emas hitam.
Pada 09.48 WIB, harga minyak acuan global Brent turun 0,5% ke US$ 44,1/barel. Di saat yang sama harga minyak mentah acuan AS yakni West Texas Intermediate (WTI) turun 0,67% ke US$ 41,68/barel.
Kelompok industri American Petroleum Institute (API) melaporkan persediaan minyak mentah AS pekan lalu naik sebesar 7,5 juta barel dibandingkan dengan ekspektasi pasar yang memperkirakan terjadinya penurunan sebesar 2,1 juta barel.
Harga minyak naik sekitar US$ 1 sehari sebelumnya, mencapai tertinggi sejak 6 Maret. Harga minyak naik pada hari Selasa di tengah optimisme perkembangan terbaru vaksin Covid-19.
“Rally minyak mentah menghantam dinding bata setelah laporan API menunjukkan kenaikan tajam dalam stok dan adanya peringatan Presiden Trump bahwa pandemi coronavirus di AS kemungkinan akan memburuk,” kata Edward Moya, analis pasar senior di OANDA di New York.
Administrasi Informasi Energi (EIA) AS akan merilis data persediaan minyak resmi pada hari Rabu malam nanti waktu AS.
Data ekonomi dari Jepang, konsumen minyak terbesar keempat di dunia, juga menekan harga. Aktivitas industri mengalami kontraksi selama 15 bulan berturut-turut pada bulan Juli. Hal ini semakin menunjukkan aktivitas ekonomi yang lebih rendah karena pandemi ini meluas ke kuartal ketiga.
Ada juga tanda-tanda bahwa Irak, produsen terbesar kedua di Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC), masih belum memenuhi targetnya berdasarkan kesepakatan pengurangan pasokan yang dipimpin OPEC.
Ekspor Irak Selatan dalam 20 hari pertama bulan Juli rata-rata 2,70 juta barel per hari, menurut data dari Refinitiv Eikon dan dua sumber industri, sama dengan data resmi untuk ekspor di semua Juni. Hal ini tentu menjadi sentimen negatif yang membebani harga minyak.
Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar : Bisnis.com
