Banjir di Assam Kian Parah, 50 Warga India Meninggal Dunia
Setidaknya 50 orang telah tewas dan lebih dari dua juta orang terkena dampak banjir monsun di negara bagian Assam, India timur laut.
Mengutip BBC, Kamis (16/7/2020), hujan deras telah merendam ribuan desa. Ratusan kamp bantuan pun akhirnya didirikan untuk melindungi para pengungsi.
Musim hujan yang lebat di kawasan itu biasa terjadi, tetapi tahun ini terasa lebih berat dikarenakan terjadi ketika India berjuang mengatasi pandemi Virus Corona COVID-19.
Sebuah video yang tersebar luas menunjukkan aksi seorang menteri, Mrinal Saikal, tengah membantu dua anak dan seorang wanita keluar dari rumah mereka yang banjir dan kemudian naik perahu.
“Banjir menciptakan kekacauan di daerah pemilihan saya,” tulisnya di Twitter.
“Kami telah menyelamatkan orang-orang yang terdampar dari tempat-tempat dalam ruangan,” jelasnya lagi.
Dalam video lain yang dia posting pada hari Minggu, dia terlihat menyelamatkan kambing.
Taman Nasional Ikut Tenggelam
Pada hari Selasa, para pejabat mengatakan bahwa petak-petak Taman Nasional Kaziranga di negara bagian itu, sebuah situs Warisan Dunia Unesco, telah tenggelam dan setidaknya 51 hewan liar telah mati.
Menurut laporan, para pejabat berhasil menyelamatkan 102 hewan, kemudian menambahkan bahwa beberapa harimau dan badak menyimpang ke desa-desa terdekat untuk menghindari banjir.
Kaziranga adalah rumah bagi dua pertiga populasi badak bercula satu di dunia.
Para pejabat juga telah mengerahkan hampir 100 kapal di seluruh negara bagian dalam beberapa hari terakhir, menurut laporan media setempat.
Pihak berwenang telah mendirikan 480 kamp bantuan di 20 distrik, menyediakan tempat penampungan sementara untuk lebih dari 60.000 orang.
Musim hujan yang lebat telah menjadi suatu kejadian tahunan di Assam, yang kemudian mengakibatkan banjir dan tanah longsor yang memaksa penduduk untuk mengungsi dari rumah mereka.
Bahkan, ketika tindakan kewarganegaraan yang kontroversial tahun lalu mengharuskan warga untuk membuktikan kewarganegaraan India mereka melalui dokumentasi, banyak yang khawatir mereka tidak akan mampu melakukannya karena hujan akan menghancurkan dokumen yang mereka miliki.
Sumber : liputan6.com
Gambar : Liputan6.com