Dolar AS Pamer Kekuatan

Kurs dolar Amerika Serikat (USD) menguat pada akhir perdagangan Kamis waktu setempat (Jumat WIB). Penguatan terjadi karena selera risiko berkurang setelah data menunjukkan ada 1,314 juta orang Amerika mengajukan tunjangan pengangguran pada pekan lalu.

Mengutip Xinhua, Jumat, 10 Juli 2020, indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, naik 0,28 persen pada 96,7039. Pada akhir perdagangan New York, euro turun menjadi USD1,1296 dari USD1,1335 pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris turun menjadi USD1,2620 dari USD1,2621 pada sesi sebelumnya.

Dolar Australia turun menjadi USD0,6964 dibandingkan dengan USD0,6980. Dolar AS dibeli 107,20 yen Jepang, tidak berubah dari sesi sebelumnya. Dolar AS naik hingga 0,9400 franc Swiss dibandingkan dengan 0,9379 franc Swiss, dan naik menjadi 1,3580 dolar Kanada dibandingkan dengan 1,3500 dolar Kanada.

Di sisi lain, rata-rata saham utama di bursa saham Wall Street berakhir bervariasi pada akhir perdagangan Kamis waktu setempat (Jumat WIB). Kondisi itu terjadi di tengah langkah para investor meneliti lebih dalam laporan mingguan yang baru dirilis tentang klaim pengangguran Amerika Serikat.

Indeks Dow Jones Industrial Average turun 361,19 poin atau 1,39 persen menjadi 25.706,09. Sedangkan S&P 500 turun 17,89 poin atau 0,56 persen menjadi 3.152,05. Kemudian indeks Komposit Nasdaq meningkat sebanyak 55,25 poin atau 0,53 persen menjadi 10.547,75.

Sebanyak sembilan dari 11 sektor utama S&P 500 ditutup lebih rendah, dengan sektor energi dan keuangan masing-masing turun 4,04 persen dan 2,33 persen, memimpin pelemahan. Sedangkan sektor teknologi dan konsumen masing-masing naik 0,15 persen dan 0,11 persen.

Perusahaan-perusahaan Tiongkok yang terdaftar di bursa saham AS sebagian besar diperdagangkanlebih tinggi, dengan delapan dari 10 saham teratas berdasarkan indeks S&P AS 50 mengakhiri hari dengan catatan optimistis.

Sementara itu, klaim pengangguran awal AS, cara kasar untuk mengukur PHK, terdaftar 1,314 juta pada pekan yang berakhir 4 Juli, menyusul revisi 1,413 juta pada minggu sebelumnya. Hal itu karena pandemi terus membebani pasar tenaga kerja, lapor Departemen Buruh.

 

 

 

 

Sumber : medcom.id
Gambar : Bincang Syariah

 

 

 

[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *