Tunggu Keputusan OPEC+, Harga Minyak Mepet ke US$ 40/Barel
Harga minyak mentah masih belum bisa tembus ke level US$ 40/barel. Saat ini pasar tengah menanti keputusan Arab Saudi, Rusia dan koleganya (OPEC+) terkait nasib pemangkasan output minyak organisasi untuk ke depannya.
Jumat (5/6/2020), harga minyak mentah untuk kontrak yang ramai ditransaksikan melemah tipis dan masih menempel level psikologis US$ 40/barel. Pada 08.05 WIB harga minyak mentah acuan internasional yakni Brent melemah 0,13% ke US$ 39,94/barel.
Di saat yang sama harga minyak mentah acuan Amerika Serikat (AS) yakni West Texas Intermediate (WTI) juga turun 0,35% ke US$ 37,28/barel. Lebih rendah dari posisi penutupan kemarin. Sejak 2 Juni 2020 harga minyak cenderung flat di sekitar US$ 40/barel.
Pasar masih menanti kejelasan langkah yang akan diambil OPEC+ selanjutnya terkait kebijakan pemangkasan produksi minyaknya ke depan. Awal April lalu OPEC+ sepakat untuk potong output sebanyak 9,7 juta barel per hari (bpd). Volume ini setara dengan hampir 10% output global.
Namun kesepakatan tersebut tidak sepenuhnya dipatuhi oleh beberapa anggota OPEC+ seperti Iraq. Padahal Arab Saudi, Kuwait dan Uni Emirat Arab mengumumkan secara sukarela akan memangkas output tambahan sebesar 1,18 juta bpd.
Kurangnya komitmen beberapa negara anggota ini jelas jadi sorotan. Hal yang dikhawatirkan adalah kongsi negara kartel minyak ini akan retak. Masih belum jelas pertemuan OPEC+ selanjutnya kapan akan digelar. Namun menurut salah satu sumber OPEC+ konferensi video para menteri negara anggota akan dihelat pada akhir pekan ini.
Kabar yang beredar saat ini Arab Saudi sebagai pemimpin de facto OPEC dan Rusia sebagai pemimpin non-OPEC sepakat untuk mempertahankan pemangkasan dengan volume sekarang hingga bulan Juli dari sebelumnya sampai akhir Juni saja.
Jika OPEC + gagal untuk menyetujui proposal tersebut, itu berarti pemangkasan output akan kembali ke 7,7 juta bpd dari Juli hingga Desember seperti yang disepakati sebelumnya.
“Kelompok produsen minyak sedang berjuang untuk menemukan konsensus seputar perpanjangan pemotongan produksi,” kata ANZ Research dalam sebuah catatan, melansir Reuters.
“Ketakutan yang berkembang adalah bahwa tidak hanya kesepakatan untuk memperpanjang pemotongan yang tidak tercapai, tetapi produsen bahkan dapat melonggarkan kepatuhan mereka saat ini. Pada akhirnya ini akan meicu terjadinya peningkatan produksi dalam beberapa minggu mendatang” tambahnya.
Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar : CNN Indonesia