Benar Adanya! Trump Melunak, Harga Emas Terkoreksi

Harga emas akhirnya melemah akibat ketegangan hubungan dagang Amerika Serikat (AS)-China yang sedikit reda.

Pada perdagangan hari Rabu (14/9/2019) pukul 09:00 WIB, harga emas kontrak pengiriman Desember di bursa New York Commodity Exchange (COMEX) melemah 0,17% ke level US$ 1.511,5/troy ounce (Rp 680.418/gram).

Adapun harga emas di pasar spot turun 0,46% menjadi US$ 1.494,26/troy ounce (Rp 672.657/gram)

Di sesi perdagangan hari sebelumnya, harga emas COMEX dan spot ditutup melemah masing-masing sebesar 0,2% dan 0,66%.

Pada hari Selasa (13/8/2019) waktu setempat, Presiden AS, Donald Trump, memutuskan untuk menunda pemberlakuan tarif 10% terhadap produk China senilai US$ 300 miliar hingga 15 Desember mendatang.

Sebelumnya, Trump sempat mengancam akan mengenakan tarif tersebut mulai 1 September dan membuka peluang untuk meningkatkan besaran tarif hingga lebih dari 25%.

“Kami melakukan ini untuk musim Natal, hanya untuk berjaga-jaga bila beberapa tarif memberi dampak pada konsumen AS,” ujar Trump kepada reporter di New Jersey, seperti dikutip dari Reuters.

Barang-barang yang nantinya akan dikenakan tarif merupakan produk yang sebelumnya bukan merupakan objek perang dagang, seperti pakaian jadi dan sepatu.

Keputusan tersebut dibuat tidak lama setelah Kementerian Perdagangan China mengatakan bahwa Wakil Perdana Menteri China, Liu He, telah melakukan dialog dengan beberapa pejabat urusan dagang AS.

Dikabarkan bahwa Liu He, Kepala Perwakilan Dagang AS, Robert Lighthizer, dan Menteri Keuangan AS, Steven Mnuchin, akan kembali berdialog melalui telepon dua pekan lagi.

Trump juga masih membuka kemungkinan untuk terjadinya dialog tatap muka antara delegasi dagang kedua negara pada awal September.

Kabar tersebut membuat pelaku pasar setidaknya dapat melupakan sejenak perihal risiko eskalasi perang dagang.

Sebelumnya beberapa analis memperkirakan ekonomi global bisa jatuh kepada resesi apabila perang dagang terus berlarut-larut dan semakin parah.

Alhasil, investor mulai mau masuk ke instrumen berisiko. Emas yang seringkali hanya dijadikan pelindung nilai (hedging) pun mulai ditinggalkan.

Namun, mengingat hubungan dagang AS-China masih diliputi ketidakpastian, harga emas masih bertahan di posisi yang cukup tinggi, yaitu di kisaran tertinggi dalam 6 tahun atau sejak April 2013. Ini membuktikan bahwa kekhawatiran investor masih belum hilang sepenuhnya.

 

 

 

 

 

Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar : Tempo.co

 

 

 

 

 

[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]

 

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *