20,5 Juta Pekerja AS Kehilangan Pekerjaan karena Corona
Angka pengangguran di Amerika Serikat (AS) mencatat lonjakan tertinggi sepanjang sejarah. Pada April 2020, AS mencatat 20,5 juta orang kehilangan pekerjaan, karena penyebaran virus corona.
Langkah pemerintah AS mengunci wilayah (lockdown) untuk memerangi virus corona berdampak besar pada perekonomian dan juga para pekerja di sana.
Mengacu data dari Biro Statistik Tenaga Kerja pada Jumat (8/5), jumlah 20,5 juta orang yang kehilangan pekerjaan menjadi penurunan paling besar sejak pencatatan data pekerja dilakukan 1939 silam.
Biro Statistik Tenaga Kerja juga mencatat tingkat pengangguran mencapai 14,7 persen pada April. Angka ini naik drastis dibandingkan Maret yang hanya 4,4 persen.
Data dalam dua bulan terakhir itu menunjukkan masa yang sulit bagi para pekerja di Negeri Paman Sam. “Setiap orang yang saat ini menganggur adalah orang yang sekarang hidupnya berada dalam kekacauan,” ujar Poppy Harlow, Penasehat Ekonomi Gedung Putih seperti dilansir CNNInternational.
AS menjadi salah satu negara dengan dampak corona terparah. Kasus positif covid-19 mencapai angka 1,34 juta dengan 201 ribu orang dinyatakan sembuh, dan 79.696 meninggal dunia.
Penyebaran virus corona itu pula yang awalnya membuat Pemerintah AS menetapkan lockdown. Ironisnya, dalam kurun waktu dua bulan peningkatan jumlah pengangguran terjadi di semua sektor.
Sektor akomodasi terkena dampak terburuk dengan jumlah pengangguran mencapai 7,7 juta orang, Disusul sektor ritel dengan 2,1 juta pengangguran, pelayanan kesehatan mencapai 1,2 juta, hingga 42 ribu pegawai toko makanan dan minuman yang kehilangan pekerjaan.
Jumlah angkatan kerja juga turun dari 60 persen pada Maret menjadi 51,3 persen pada April. Persentase populasi itu adalah yang terendah sepanjang sejarah.
Barbara Hull (38), warga AS, merupakan salah satu pegawai yang terkena dampak pandemi virus corona. Sebelum pemerintah menerapkan lockdown pada 18 Maret, Hull masih bekerja sebagai pelayan di Hotel Caesar Palace, Las Vegas.
Sektor akomodasi terkena dampak terburuk dengan jumlah pengangguran mencapai 7,7 juta orang, Disusul sektor ritel dengan 2,1 juta pengangguran, pelayanan kesehatan mencapai 1,2 juta, hingga 42 ribu pegawai toko makanan dan minuman yang kehilangan pekerjaan.
Jumlah angkatan kerja juga turun dari 60 persen pada Maret menjadi 51,3 persen pada April. Persentase populasi itu adalah yang terendah sepanjang sejarah.
Barbara Hull (38), warga AS, merupakan salah satu pegawai yang terkena dampak pandemi virus corona. Sebelum pemerintah menerapkan lockdown pada 18 Maret, Hull masih bekerja sebagai pelayan di Hotel Caesar Palace, Las Vegas.
Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : Serikatnews.com