Telat Latihan Virtual, Pemain Liverpool Bakal Didenda
Juergen Klopp tetap menerapkan disiplin tinggi meski pemain Liverpool cuma berlatih via gawainya. Denda akan menunggu bagi mereka yang telat.
Menyusul pandemi virus corona, klub-klub Premier League harus menunda dulu kompetisi yang sudah berjalan 29 pekan. Liverpool tentu paling dirugikan karena mereka cuma butuh dua kemenangan untuk memastikan gelar juara liga pertama dalam 30 tahun.
Meski demikian, Liverpool tak bisa berbuat banyak karena virus COVID-19 menyerang begitu cepat dan banyak orang sudah terpapar hingga meninggal dunia. Di Inggris sudah ada 94.829 orang terpapar dengan 12.125 orang meninggal dunia.
Oleh karenanya, Inggris pun memberlakukan lockdown yang membuat aktivitas orang-orang jadi terbatas, termasuk para pesepakbola. Mereka cuma bisa berlatih di rumah masing-masing saat ini.
Liverpool tak mau kondisi para pemainnya melorot ketika suatu waktu kompetisi digulirkan. Klub Merseyside itu masih rutin memantau latihan Mohamed Salah dkk. termasuk mengadakan latihan secara virtual melalui aplikasi zoom.
Meski dilakukan secara tidak langsung, bukan berarti para pemain bisa santai. Sebab, Klopp selaku manajer tetap menerapkan aturan ketat termasuk denda bagi mereka yang telat.
“Beberapa orang mungkin bilang ini seperti pertemuan atau latihan biasa saja! Tapi tidak seperti ini. Saya suka latihan normal,” ujar Klopp di situs resmi klub.
“Ketika kami memulai latihan pukul 10 pagi, biasanya pemain sudah siap berkumpul sejak 9.30. Apalagi di awal-awal latihan seperti ini, mereka semua kepagian, sehingga kacau,” sambungnya.
“Sementara itu, mereka yang bergabung belakangan sudah tahu cara kerjanya dan segalanya. Jadi mereka datang telat, tapi ini penting untuk diketahui bahwa kami juga mendenda mereka lo!.”
“Anda harus membayar denda jika telat bergabung di sesi Zoom! Itulah hal terbaik yang bisa kami lakukan dalam situasi seperti ini – kami bisa memanfaatkan ini.”
“Bayangkan jika ini terjadi di tahun 80-an, para pemain bisa gila, stress. Bukan karena sepakbola, tapi karena kita bisa menggunakan teknologi untuk berinteraksi dan bersosialisasi. Itulah perbedaan besarnya,” tutupnya.
Sumber : detik.com
Gambar : detik.com
[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]