Arab-Rusia Mau Rujuk Makin Kuat, Harga Minyak Reli Lagi

Harga minyak mentah reli pagi ini usai Rusia dikabarkan bersedia pangkas produksi minyaknya sebelum pertemuan konferensi video akan dihelat malam ini, Kamis (9/4/2020).

Harga minyak mentah melesat pada perdagangan pagi waktu Asia. Pukul 09.30 WIB Brent dihargai US$ 33,72/barel atau naik 2,68% dari posisi penutupan kemarin. Sementara itu di waktu yang sama West Texas Intermediate (WTI) melesat lebih tinggi sebesar 3,95% ke level US$ 26,05/barel.

Sejak awal April harga minyak memang cenderung naik. Harga minyak sempat anjlok lagi ketika perundingan antara Arab dan Rusia terkait kejatuhan harga minyak ditunda. Namun sinyal positif yang datang bahwa keduanya akan mengesampingkan ego masing-masing membuat pasar bersemi kembali.

Harga minyak yang anjlok dalam ke level terendah dalam dua dekade terakhir akhirnya merangkak naik dan keluar dari batas bawahnya. Anjloknya harga minyak tak terlepas dari merebaknya pandemi corona yang membuat aktivitas bisnis terganggu sehingga menghambat permintaan.

Di sisi lain, ketika permintaan anjlok pasokan justru berpotensi berlebih. Hal ini terjadi setelah awal Maret lalu OPEC+ gagal capai konsensus untuk pangkas produksi minyak secara ekstra.

Kala harga minyak terus tergerus akibat pandemi, Arab Saudi sebagai pemimpin de facto OPEC mengusulkan pemangkasan produksi ekstra 1,5 juta barel per hari (bpd). Namun hal tersebut ditolak oleh koleganya yakni Rusia.

Penolakan tersebut membuat Arab geram dan mengambil manuver untuk memompa pasar dengan produksi minyak berlebih serta mendiskon harga minyak ekspornya hingga 10%. Langkah ini membuat harga minyak semakin tertekan.

Namun saat ini harga minyak mencoba merangkak naik setelah Arab-Rusia dan anggota OPEC+ lain yang dikabarkan semakin dekat dengan kata sepakat untuk pangkas produksi minyak hingga 10 juta barel per hari (bpd) atau setara dengan 10% dari produksi global.

OPEC akan menggelar pertemuan via video conference hari ini. Rusia dikabarkan sudah sepakat untuk mengurangi produksi sampai 1,6 juta barel/hari.

Bagaimanapun juga masih ada hal yang perlu diwaspadai. Pertama adalah apakah Amerika bakal ikut andil dalam pemangkasan produksi. Beberapa analis meyakini dengan penurunan output minyak AS baru-baru ini cukup memuaskan Arab dan Rusia.

Namun di sisi lain, jika volume pemangkasan produksi masih relatif kecil ketimbang kejatuhan permintaan minyak, oversupply masih tetap terjadi dan harga minyak masih berpotensi anjlok lagi.

“Pemangkasan produksi 10 juta bpd mungkin tidak memicu banyak reli dan bisa jadi akhirnya memicu tekanan jual yang kembali mendorong harga minyak mentah kembali ke level rendah di pertengahan US$ 20-an”, kata Edward Moya, analis pasar senior OANDA, melansir Reuters.

Dia juga memperingatkan bahwa masih ada kemungkinan terburuk yang menggagalkan kesepakatan. Ia juga menambahkan bahwa dalam “momen 24 jam berikutnya akan sangat penting untuk harga minyak global”.

 

 

 

 

 

Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar : Transport Topics

 

 

 

 

[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *