Langkah The Fed Jadi ‘Vitamin’, Dolar AS Perkasa

Euro jatuh pada akhir perdagangan Kamis waktu setempat (Jumat WIB), karena investor tidak terkesan oleh langkah-langkah stimulus bank sentral Eropa (ECB) dalam melawan dampak ekonomi dari wabah virus korona. Investor justru berbondong-bondong ke safe-haven dolar Amerika Serikat (USD).

Kondisi itu terjadi setelah Federal Reserve mengatakan akan menyuntikkan likuiditas ke dalam sistem perbankan yang menunjukkan tanda-tanda tertekan. Hal tersebut akhirnya membuat mata uang Paman Sam perkasa di tengah kekhawatiran wabah virus korona di seluruh dunia.

Mengutip Antara, Jumat, 13 Maret 2020, ECB menyetujui langkah-langkah stimulus baru untuk membantu ekonomi zona euro mengatasi meningkatnya biaya pandemi virus korona, tetapi mempertahankan suku bunganya tidak berubah.

“Mereka (ECB) sangat merasakan tekanan untuk setidaknya melakukan sesuatu karena setiap bank sentral lainnya menurunkan suku bunga atau melakukan front multi-kebijakan yang akan membantu bank dan bisnis,” kata Kepala Strategi Valas Exchange Bank of Kanada Erik Bregar, di Toronto.

Beberapa jam kemudian, Federal Reserve Bank of New York mengatakan akan memperkenalkan USD1,5 triliun dalam operasi repo baru minggu ini dan mulai membeli berbagai surat utang jatuh tempo sebagai bagian dari pembelian surat utang pemerintah bulanan dalam gerakan membendung kepanikan yang disebabkan oleh krisis pasar.

Fed menawarkan USD500 miliar dalam operasi repo tiga bulan pada Kamis 12 Maret dan akan menawarkan USD500 miliar tambahan dalam repo satu bulan serta USD500 miliar dalam pinjaman repo tiga bulan pada Jumat. Namun, langkah tersebut hampir tidak menstabilkan mata uang dan pasar saham, karena semakin meningkatkan permintaan untuk dolar AS.

“Kami tidak berpikir ini dapat membalikkan sentimen risiko -itu tidak dapat mencegah perlambatan konsumsi dan kegiatan ekonomi yang akan datang,” kata Elsa Lignos, kepala global strategi valas di RBC Capital Markets di London.

“Tapi itu berarti bahwa pasar keuangan tidak perlu menimbun likuiditas dengan cara konsumen menimbun kertas tisu dan pasta,” tambahnya.

Dalam perdagangan sore, euro melemah 0,8 persen terhadap dolar menjadi 1,1176 dolar per euro. Dolar rebound tajam terhadap sekeranjang mata uang setelah pengumuman ECB, dan menahan kenaikan setelah pengumuman Fed NY. Indeks dolar terakhir naik 0,9 persen pada 97,455.

Para analis mengatakan dolar telah reli karena swap pada mata uang utama meledak dan investor bergegas memburu mata uang AS. Dolar sebelumnya kesulitan, setelah Presiden AS Donald Trump melarang perjalanan dari Eropa untuk membendung virus corona.

Dengan larangan terbaru yang menimbulkan gangguan baru pada ekonomi global, para pedagang juga kecewa dengan kurangnya langkah-langkah luas dalam rencana Trump untuk melawan patogen, mendorong para pedagang bertaruh pada pelonggaran agresif lebih lanjut oleh Federal Reserve.

 

 

 

 

Sumber : medcom.id
Gambar : Bisnis.com

 

 

 

 

[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *