ECB Pertahankan Suku Bunga Acuan, Umumkan Paket Stimulus
Bank Sentral Eropa memutuskan untuk tidak memangkas suku bunga acuan, meskipun sebagian besar pelaku pasar berekspektasi adanya pemangkasan.
Presiden European Central Bank (ECB) Christine Lagarde menindaklanjuti janjinya untuk melawan tekanan ekonomi dari wabah virus corona dengan sejumlah paket stimulus yang mencakup peningkatan pembelian aset dan pinjaman untuk bank.
Langkah ini mencerminkan meningkatnya kekhawatiran sejumlah pihak ketika virus corona (Covid-19) menekan sektor pariwisata, perjalanan bisnis, dan rantai pasokan global.
Keputusan ECB ini membuat bursa Eropa anjlok, dengan indeks Stoxx Europe ditutup merosot 11,48 persen. Sementara itu, euro berfluktuasi sebelum jatuh 0,4 persen terhadap dolar AS, sedangkan imbal hasil obligasi pemerintah Italia bertenor 10 tahun melonjak sebanyak 34 basis poin.
Langkah ECB ini lebih bernuansa daripada bank sentral lainnya yang telah memimpin respons ekonomi terhadap wabah Covid-19 dengan pemangkasan suku bunga darurat yang cukup besar.
Hal ini mencerminkan terbatasnya amunisi ECB setelah stimulus besar-besaran digelontorkan di bawah pendahulu Lagarde, Mario Draghi. Lembaga ini sudah memiliki sekitar seperempat dari surat utang pemerintah yang beredar di zona euro, sementara suku bunga negatifnya berisiko merusak sistem perbankan dan mengikis stabilitas keuangan.
Langkah ECB ini berbeda dari bank sentral lainnya. Federal Reserve dan Bank of Canada mampu memangkas suku bunga hingga 50 basis poin pekan lalu.
Sementara itu, Bank of England memangkas suku bunga utamanya pada Rabu, sekaligus memperkenalkan program baru untuk memberikan kredit yang mudah dan murah.
Langkah-langkah ECB yang diumumkan pada hari Kamis ini juga membuka dimensi baru pada perangkat penanggulangan krisis bank sentral dengan menggabungkan ketentuan likuiditas untuk menyalurkan uang ke perusahaan kecil dan menengah dengan mengurangi permintaan modal.
Peningkatan pelonggaran kuantitatif akan memompa likuiditas ke dalam sistem keuangan, dan ECB mengisyaratkan bahwa pembelian dapat condong ke arah dukungan terhadap kondisi pendanaan yang menguntungkan bagi ekonomi riil di saat ketidakpastian yang semakin tinggi.
Anatoli Annenkov, ekonom senior di Societe Generale SA mengatakan kebijakan bank sentral ini sebenarnya terlihat cukup menjanjikan.
“Mereka jelas mengirimkan sinyal bahwa likuiditas seharusnya tidak menjadi masalah. Saya mungkin sedikit terkejut bahwa reaksi pasar sangat buruk,” ungkap Annenkov, seperti dikutip Bloomberg.
Sumber : bisnis.com
Gambar : Okezone Ekonomi
[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]