The Fed Bakal Pangkas Bunga Acuan, Harga Emas Hari Ini Naik

Harga emas pada perdagangan hari kedua pekan ini ditransaksikan menguat. Lonjakan kasus baru infeksi virus corona di luar China yang signifikan membuka ruang untuk harga si logam mulia ini terkerek naik.

Selasa (3/3/2020), harga emas dunia di pasar spot menguat 0,42% ke level US$ 1.597,03/troy ons, semakin mendekati level psikologisnya di US$ 1.600/troy ons. Pada akhir Februari harga emas sempat cetak rekor tertinggi dalam 7 tahun menyusul laporan kasus infeksi COVID-19 di luar China melonjak tajam.

Namun saat pasar ekuitas global diterpa aksi jual yang mencapai US$ 6 triliun dalam sepekan, harga emas langsung anjlok karena aksi ambil untung para investor untuk mengimbangi dampak kerugian yang ditimbulkan akibat aksi sell off secara besar-besaran.

Namun risiko perlambatan ekonomi global masih terasa. Organisasi Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) pada Senin kemarin (2/3/2030) memperkirakan ekonomi global tumbuh 2,4% di tahun ini.

Virus corona awalnya merebak di Wuhan, Provinsi Hubei, China bagian tengah. Virus ini menyebar luas dengan cepat sehingga menyebabkan aktivitas ekonomi China terpukul. Dampaknya bukan main-main, aktivitas produksi China terhambat dan sektor manufaktur terkontraksi.

Rilis data ekonomi China yakni angka PMI manufaktur versi biro statistik nasional China pada Sabtu (29/2/2020) menunjukkan sektor manufaktur China dalam kontraksi. Hal itu tercermin dari angka PMI yang berada di 35,7 jauh berada di bawah konsensus pasar di angka 46.

Sementara itu angka PMI manufaktur China untuk bulan lalu versi Caixin juga menunjukkan kontraksi yang lebih dalam dari perkiraan. Angka PMI manufaktur versi Caixin untuk bulan Februari secara aktual perada di 40,3 sementara konsensus memperkirakan berada di angka 45,7. Angka PMI di bawah 50 menunjukkan adanya kontraksi.

Walau aktivitas produksi China sudah berangsur pulih, tetapi sampai saat ini aktivitas operasinya masih berada di bawah kapasitas normal. Reuters melaporkan, pabrik-pabrik di China tengah mengalami kesulitan untuk menemukan pekerja pasca libur tahun baru imlek karena wabah corona. Hal ini turut memperlambat pemulihan sektor manufaktur negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia itu.

Saat ini jumlah kasus baru yang dilaporkan di China sudah menurun. Namun lonjakan kasus baru justru terjadi di luar China. Jumlahnya bahkan 9 kali lebih banyak dari China dalam 24 jam terakhir menurut WHO.

Virus ganas tersebut kini telah menjangkiti lebih dari 61 negara di dunia, dengan kasus terbanyak di luar China dilaporkan di Korea Selatan (4.335 kasus), Italia (2.036 kasus) dan Iran (1.501).

Merespons perkembangan kasus ini yang semakin meluas dan berpotensi besar memukul perekonomian global. Bank sentral di berbagai negara diperkirakan akan melonggarkan kebijakan moneternya untuk meredam dampak yang ditimbulkan.

Salah satu bank sentral yang diperkirakan akan memangkas suku bunga acuan adalah The Federal Reserves atau The Fed. Piranti FedWatch milik CME Group menunjukkan suku bunga acuan akan kembali dipangkas sebesar 50 bps ke level 1% – 1,25%.

Hal itu bukan tanpa alasan. Perkiraan itu menyusul pernyataan Jerome Powell selaku pimpinan The Fed pekan lalu yang mengatakan akan terus memantau perkembangan kasus virus corona dan akan bertindak semestinya (appropriate).

Kata appropriate seolah menyiratkan sinyal bahwa The Fed akan memangkas suku bunga seperti yang terjadi pada Juli tahun lalu saat perang dagang AS -China masih berkecamuk.

Dalam kondisi penuh ketidakpastian seperti ini di tengah ancaman serius virus corona, investor berburu aset-aset minim risiko seperti emas untuk menyelamatkan diri. Hal ini berakibat pada kenaikan harga emas seperti yang terjadi sekarang ini.

Sentimen lain yang juga turut melambungkan harga emas adalah pelemahan dolar AS. Pelemahan dolar AS tercermin dari indek dolar yang anjlok sejak 20 Februari. Pelemahan dolar membuat harga emas menjadi lebih murah untuk pemegang mata uang lain. Hal ini jadi sentimen positif untuk emas.

 

 

 

 

Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar : KoinWorks

 

 

 

 

[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *