Jelang RDG Bank Indonesia, Ekonom: BI Diproyeksi Tahan Suku Bunga
Jelang pengumuman hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) pada pukul 14:00 WIB, Kamis (20/2/2002), sejumlah ekonom masih memperkirakan bank sentral akan kembali menahan suku bunga di level 5%.
Ekonom Bank Permata Josua Pardede memperkirakan Bank Indonesia kembali mempertahankan suku bunga acuannya (BI 7-Day Reverse Repo Rate/BI7RR) di tengah tingkat inflasi terkendali dan nilai tukar rupiah cenderung menguat terbatas terhadap dollar AS sepanjang Februari.
Menurutnya, ekspektasi inflasi cenderung terkendali di target sasaran inflasi BI mempertimbangkan konsumsi yang masih terjaga.
“Kami melihat BI masih mengevaluasi dampak penurunan suku bunga acuannya pada tahun lalu karena penyesuaian suku bunga kredit perbankan pada tahun lalu belum optimal,” ucap Josua ketika dihubungi, Rabu (19/2/2020).
Dia menilai BI masih mengantisipasi arah kebijakan moneter bank sentral global merespon perkembangan Covid-19 yang dapat berpotensi berpengaruh terhadap perekonomian global apabila durasi dari penyebaran virus cukup panjang.
Selain itu, lanjut Josua, BI juga akan mempertimbangkan arah suku bunga Fed yang diperkirakan akan bertahan di level 1,5%-1,75% hingga akhir 2020 sehingga ruang penurunan suku bunga acuan BI cenderung semakin terbatas.
Faktor lainnya, yaitu kurva term structure BI yang juga cenderung datar (flat) dan pada lelang Reverse Repo SUN 12 bulan pada tanggal 14 Februari yang lalu menunjukkan suku bunga RR-SUN 12 bulan belum mengalami penurunan yang signifikan.
Lebih lanjut, Josua memperkirakan BI bakal memangkas suku bunga acuan pada semester I/2020 sekitar 25-50 bps.
“Pemangkasan akan dilakukan apabila assessment BI terkait dampak virus Covid-19 cukup signifikan dalam memperngaruhi perdagangan global serta pertumbuhan ekonomi global,” katanya.
Sumber : bisnis.com
Gambar : Jawa Pos
[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]
