Neraca Pembayaran Indonesia Kuartal IV Surplus US$4,3 Miliar
Bank Indonesia (BI) mencatat Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) kuartal keempat 2019 surplus sebesar US$4,3 miliar. Realisasi ini tercatat jauh lebih baik ketimbang kuartal sebelumnya yang defisit US$46 juta.
Direktur Eksekutif BI Onny Widjanarko mengatakan surplus neraca pembayaran ditopang oleh surplus transaksi modal dan finansial yang meningkat, serta defisit transaksi berjalan yang tetap terkendali.
Dengan begitu, posisi cadangan devisa akhir Desember 2019 mencapai US$129,2 miliar atau naik dari September 2019 yang hanya US$124,3 miliar. Posisi cadangan devisa itu setara dengan pembiayaan 7,6 bulan impor atau 7,3 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.
“Serta berada di atas standar kecukupan internasional sebesar 3 bulan impor,” ujarnya dalam keterangan resmi, Senin (10/2).
Onny merinci surplus transaksi modal dan finansial mencapai US$12,4 miliar per kuartal IV atau lebih tinggi dari kuartal sebelumnya US$7,4 miliar. Besarnya surplus didorong oleh tingginya arus masuk investasi portofolio yang bersumber dari penerbitan obligasi global, baik pemerintah maupun korporasi.
Selain itu, investasi lain juga mencatat surplus sejalan dengan penarikan simpanan bank di luar negeri oleh pelaku domestik dan bertambahnya penempatan dana nonresiden di bank dalam negeri.
“Hal itu mencerminkan tingginya kepercayaan investor terhadap prospek perekonomian domestik dan imbal hasil aset keuangan domestik yang tetap menarik,” imbuh dia.
Sementara, defisit neraca transaksi berjalan pada kuartal IV sebesar US$8,1 miliar (2,84 persen dari Produk Domestik Bruto/PDB). Hal tersebut dikarenakan surplus neraca perdagangan nonmigas yang meningkat, ditopang oleh penurunan impor nonmigas di tengah kinerja ekspor nonmigas yang belum kuat.
“Di sisi lain, defisit neraca perdagangan migas meningkat sejalan dengan naiknya impor minyak untuk memenuhi tingginya permintaan di akhir tahun,” jelas Onny.
Secara keseluruhan, neraca pembayaran sepanjang tahun lalu surplus US$4,7 miliar atau membaik dari tahun sebelumnya yang defisit US$7,1 miliar. Defisit neraca transaksi berjalan sebesar US$30,4 miliar atau 2,72 persen dari PDB atau membaik dari tahun lalu, yaitu 2,94 persen.
serta senantiasa memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait guna meningkatkan ketahanan sektor eksternal, termasuk mendorong peningkatan Penanaman Modal Asing (PMA).
“Prospek aliran masuk modal asing juga diperkirakan tetap besar. BI akan terus memperkuat bauran kebijakan guna menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, termasuk mendorong peningkatan Penanaman Modal Asing (PMA),” kata Onny.
Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : Ambon Ekspres – Fajar
[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]