BI Yakin Laju Sektor Properti Makin Kencang pada 2020
Bank Indonesia (BI) memperkirakan permintaan properti semakin menggeliat pada 2020. Hal itu sejalan dengan perbaikan kondisi ekonomi yang didukung oleh kebijakan bank sentral.
“Kami optimistis sektor properti akan semakin baik pada 2020,” ujar Direktur Departemen Kebijakan Makroprudensial BI Widi Agustin seperti dikutip dari Antara, Kamis (6/2).
Widi merinci, sejumlah kebijakan bank sentral yang mendorong permintaan properti antara lain relaksasi ketentuan uang muka melalui pelonggaran rasio loan-to-value (LTV) rata-rata 5 hingga 10 persen, kemudian penurunan BI 7 days reverse repo rate (7DRR) menjadi lima persen.
Selain itu, BI juga telah menurunkan Giro Wajib Minimum atau GWM bank umum konvensional dan syariah sebesar 50 basis poin.
Melalui relaksasi tersebut, BI berharap suku bunga perbankan ikut merosot. Ujung-ujungnya ongkos kredit rumah menjadi turun.
Selain itu, BI juga memperkirakan pertumbuhan kredit pada 2020 akan naik 10 sampai dengan 12 persen, dan dana pihak ketiga yang dapat dihimpun oleh perbankan akan tumbuh 8 sampai dengan 10 persen.
Prospek pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi pada 2020 diperkirakan juga akan meningkatkan permintaan domestik dan meningkatkan aliran masuk modal asing.
“Kondisi perekonomiannya juga sudah diperkirakan akan membaik maka sekarang tinggal bagaimana industri merespons. Kami melihat demand (permintaan) terhadap properti ini masih baik,” ujar Widi.
Sebelumnya, konsultan properti Colliers International menyatakan pembeli dan pelaku usaha properti di negara-negara di kawasan Asia, termasuk Indonesia, mulai menunjukkan optimisme untuk berinvestasi di sektor tersebut pada tahun ini.
Optimisme itu muncul tak lepas dari berkurangnya ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan China. Kondisi ini juga ditopang oleh berlanjutnya kecenderungan penurunan tingkat suku bunga acuan dan prospek positif pertumbuhan jangka panjang di Asia.
Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : Alinea.ID
[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]