Virus Korona Bikin Perusahaan AS Tunda Operasi di Tiongkok

Disney, Tesla, dan lebih dari selusin maskapai penerbangan serta perusahaan global lainnya di Tiongkok menunda operasi untuk sementara waktu. Sejumlah perusahaan Amerika Serikat (AS) itu menutup pabrik dan melakukan pembatasan perjalanan karena mereka sedang bergulat dengan wabah virus korona.

Mengutip CNBC, Senin, 3 Februari 2020, tidak ditampik, virus korona telah membuat pasar keuangan global terguncang dan memberi efek negatif terhadap perdagangan di Tiongkok. Orang-orang yang terinfeksi dari virus tersebut meroket minggu ini, melampaui 11 ribu orang pada Jumat kemarin dan melampaui jumlah total infeksi dari wabah SARS.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) secara resmi mendeklarasikan virus tersebut sebagai darurat kesehatan global dengan mengutip kekhawatiran bahwa wabah terus menyebar ke negara-negara lain dengan sistem kesehatan yang lebih lemah. Pejabat AS memberlakukan wajib karantina pada warga AS yang baru-baru ini bepergian ke Provinsi Hubei, pusat penyebaran wabah.

Pemerintah lokal di Tiongkok telah memperpanjang penutupan pabrik untuk Tahun Baru Imlek dari 31 Januari hingga 9 Februari, yang memengaruhi perusahaan AS seperti Walmart dan Tesla. Sedangkan analis mulai melaporkan prediksi suramnya pada perusahaan dengan eksposur ke Tiongkok, yang akhirnya menekan beberapa saham.

Sejumlah perusahaan minggu ini memperingatkan para investor bahwa ketika dampak virus terus menyebar, dan lembaga-lembaga merespons, hal itu mengancam sektor-sektor mulai dari sektor perjalanan, ritel, dan sektor teknologi yang menyasar pasar Tiongkok karena ada permintaan konsumen atau manufaktur yang lebih murah di Tiongkok.

“Sebagian besar biaya ekonomi dari wabah tidak terkait dengan virus. Ini terkait dengan kepanikan dan itu bisa memakan waktu untuk sepenuhnya pulih dari wabah lokal,” kata CEO Dewan Perjalanan dan Pariwisata Dunia Gloria Guevara, yang juga menteri pariwisata untuk Meksiko selama wabah H1N1.

Guevara menilai sebagian besar konsekuensi dari wabah seperti ini disebabkan oleh kesalahan manajemen, kurangnya komunikasi, dan adanya respons panik. Dia menunjuk wabah SARS pada 2003 sebagai salah satu contoh dengan mengatakan biaya ekonomi global saat itu untuk menyelesaikan wabah SARS memakan dana yang sangat besar.

“Manajemen krisis sangat penting. Mereka harus proaktif dan transparan. Mereka perlu bekerja sama dengan sektor swasta dan kita tidak perlu panik. Kami sepenuhnya mendukungnya, tetapi pada saat yang sama kita perlu melakukan pengukuran yang diperlukan untuk melindungi sektor ini,” pungkasnya.

 

 

 

 

 

Sumber : medcom.id
Gambar : Medcom.id

 

 

 

 

[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,Linke
dIn,Twitter,Total”]

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *