Virus Corona Makin Ganas, Harga Emas Malah Melorot
Mengawali perdagangan pekan ini, harga emas ditransaksikan turun. Padahal virus corona makin meluas dan ganas.
Senin (3/2/2020), harga emas di pasar spot turun 0,46% ke level US$ 1.582,6/troy ons. Walaupun turun, harga emas masih berada di rentang level tertingginya.
Saat ini pasar masih dibayangi dengan hantu bernama virus corona. Virus ini menyerang sistem pernapasan manusia dan dapat menyebabkan pneumonia. Virus yang pertama kali ditemukan di Wuhan ini, sekarang sudah menyebabkan lebih dari 17.000 orang terinfeksi dan ratusan meninggal.
Berdasarkan data terbaru dashboard John Hopkins CSSE, ada sebanyak 17.318 kasus dilaporkan di berbagai negara di dunia. Kasus terbanyak ditemukan di China hingga 17.137. Sisanya kasus dilaporkan di 26 negara.
Virus ini telah merenggut nyawa 362 orang. Kasus kematian banyak dilaporkan di China. Namun kemarin, satu kasus kematian dilaporkan di luar China. Satu kasus tersebut dilaporkan di Filipina.
Setiap hari jumlah kasus terus bertambah. Saat ini tingkat mortalitas yang disebabkan oleh infeksi virus ini mencapai 2%. Jika dibandingkan dengan kasus SARS pada 2002-2003 yang tingkat mortalitasnya mencapai hampir 10%, virus corona baru ini memang tak lebih berbahaya.
Namun jika dilihat dari skala dan jumlah kasus, virus corona lebih cepat meluas. Baru satu bulan, epidemi ini telah menyebabkan lebih dari 10.000 orang terjangkit. Sementara saat wabah SARS terjadi 17 tahun silam jumlah kasus dari November 2002-Juli 2003 kasus global yang tercatat mencapai 8.096.
Dengan terus merebaknya virus ini, ekonomi kedua terbesar di dunia akan dapat pukulan telak. Beberapa ekonom memperkirakan dampak epidemi ini terhadap ekonomi Neger Panda itu.
Bank investasi global Goldman Sachs memperkirakan dampaknya dapat menurunkan PDB China hingga 0,4 persen poin. Sementara kajian lain yang dilakukan S&P memperkirakan dampaknya terhadap ekonomi China lebih dalam dan memangkas pertumbuhan ekonomi Negeri Tirai Bambu hingga 1,2 persen poin.
Bisa dibayangkan kala ekonomi terbesar di planet bumi ini terpukul, tentu ini akan ikut menyeret perekonomian global. Kala ekonomi global berada dalam turbulensi, aset-aset minim risiko seperti emas kembali dilirik. Akibatnya harga terkerek naik.
Namun bukannya naik, harga emas di pasar spot pagi ini sedikit terkoreksi. Pada Jumat pekan lalu, harga emas cetak rekor tertinggi barunya dan kini melorot lagi, ada indikasi profit taking serta menguatnya dolar AS membuat harga emas yang sudah mahal jadi makin mahal.
Sementara itu bank sentral China akan membanjiri pasar dengan likuiditas senilai US$ 174 miliar saat pasar kembali buka hari ini. Bank sentral China itu akan menyuntikkan likuiditas ke pasar melalui operasi reverse repo. Di hari awal perdagangan bursa saham China, indeks Shang Hai ambruk 7,88%.
Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar : Market Bisnis
[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,Linke
dIn,Twitter,Total”]