AS-Iran Mereda & Stok AS Naik, Harga Minyak Melorot

Harga komoditas minyak mentah berjangka kembali mengalami penurunan pada perdagangan hari ini. Meredanya ketegangan yang terjadi antara Amerika Serikat (AS) dengan Iran serta peningkatan stok minyak AS jadi faktor pemicu turunnya harga si emas hitam.

Harga minyak mentah mencetak rekor tertingginya bulan ini pada 6 Januari. Kenaikan harga minyak dipicu oleh hubungan AS-Iran yang memanas setelah tewasnya Jenderal Iran Qassem Soleimani. Pimpinan militer pasukan Quds Force itu tewas dalam serangan pesawat nirawak milik AS di sekitara Bandara Internasional Baghdad minggu lalu.

Sebagai balasan, Iran menghujani pangkalan militer AS di Ayn Al Asad dengan belasan roket jenis Katyusha. Iran mengklaim 80 angkatan militer AS tewas dalam serangan tersebut. Namun kabar itu dibantah langsung oleh Presiden AS Donald Trump dalam pidatonya dua hari lalu.

Trump menegaskan tak ada korban jiwa dalam serangan itu berkat canggihnya teknologi militer AS yang dapat mendeteksi serangan itu sehingga bisa melakukan antisipasi. Dalam pidatonya tersebut juga tampak sikap Trump yang melunak.

AS memilih akan mengenakan sanksi ekonomi untuk Iran ketimbang melakukan serangan balasan. Padahal sebelum serangan balik itu terjadi, Trump mewanti-wanti Iran untuk tak nekat membalas. Jika nekat, Trump tak segan serang 52 titik yang telah ditarget.

Sehabis pidato Trump tersebut, harga minyak berangsur melorot dari posisi tertingginya. Sejak 6 Januari hingga hari kemarin harga minyak telah terkoreksi lebih dari 5%. Hari ini harga minyak mentah kontrak berjangka jenis Brent juga turun 0,35% ke level US$ 65,15/barel sementara minyak WTI juga turun 0,35% ke level US$ 59,35/barel.

Selain sentimen AS-Iran, faktor lain yang membuat harga minyak melorot adalah kenaikan stok minyak mentah AS periode mingguan. Energy Information Agency (EIA) AS pada dua hari lalu mengumumkan stok minyak mentah AS naik 1,16 juta barel.

Padahal pada minggu sebelumnya yang berakhir pada 29 Desember anjlok tajam hingga 11,46 juta barel. Kenaikan stok minyak mentah AS itu pun tak sesuai dengan ekspektasi pasar yang meramal stok akan turun 3,57 juta barel.

 

 

 

 

Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar : Kompas.com

 

 

 

 

[social_warfare
buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *