Banjir Jakarta Hambat Pengiriman Barang
Pengusaha logistik menyebut banjir di kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) pada awal tahun ini telah mengganggu usaha mereka. Salah satu gangguan dialami oleh pengusaha truk.
Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Kyatmaja Lookman mengatakan banjir telah menghambat pengiriman barang ke wilayah Jabodetabek dan Banten.
“Karena kami harus menunda agar barang dan truk tidak rusak karena air. Karena kalau tetap memaksakan diri, risikonya tinggi, mesin bisa rusak, barang basah dan potensi klaim tinggi,” katanya kepada CNNIndonesia.com, Kamis (2/1).
Namun, ia mengaku belum menghitung kerugian materiil akibat penundaan pengiriman barang tersebut. Tak hanya dialami oleh pengusaha truk, masalah juga dialami oleh PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE).
Vice President Marketing JNE Eri Palgunadi menyatakan bahwa banjir yang melanda wilayah Jabodetabek dipastikan telah menghambat pengiriman barang JNE. Pasalnya, beberapa wilayah tersebut sulit untuk diakses oleh truk ataupun sepeda motor JNE yang mendistribusikan barang-barang kiriman.
“Keterlambatan pengiriman pasti terjadi,” kata Eri saat dihubungi CNNIndonesia.com, Jumat (3/1).
Namun, Eri tidak dapat merinci kerugian yang dialami perusahaan dan enggan berkomentar terkait hal tersebut.
Hanya saja, Eri menyebutkan pihaknya akan tetap melakukan pengiriman barang secara maksimal, terutama kepada wilayah yang terdampak banjir. Ia pun memastikan bahwa barang-barang pelanggan akan dijaga dengan baik.
“Meskipun bencana, proses pengiriman tetap berlanjut sesuai SOP (Prosedur Standar Operasi), dan dimaksimalkan untuk daerah yang terdampak,” ungkap Eri.
Eri selanjutnya mengatakan untuk kondisi saat ini, barang-barang pelanggan dan kondisi gudang masih dalam keadaan optimal. Pengiriman menuju kawasan yang terdampak pun tetap dilakukan dengan melakukan cek terlebih dahulu kepada pihak di tempat tujuan pengiriman barang.
“Terkait barang atau paket customer dan gudang baik-baik saja, dan akan dimaksimalkan pengantarannya dengan asumsi ketika kurir datang ke rumah customer yang terdampak banjir akan di kroscek terlebih dahulu apakah ada di rumahnya atau tidak, apabila tidak ada maka akan dilanjutkan keesokan harinya,” paparnya.
Saat ditanya terkait kompensasi keterlambatan pengiriman tersebut, Eri pun menjawab akan melakukan sesuai SLA (Kontrak Penyedia Layanan) dan SOP Perseroan.
“Sesuai SLA dan SOP,” tukasnya.
Diketahui berdasarkan informasi dari website JNE, pihak JNE bertanggung jawab untuk mengganti kerugian yang dialami oleh pengirim akibat keterlambatan, kerusakan, kehilangan, atau kesalahan dalam pengiriman kiriman yang timbul akibat kelalaian JNE.
Jaminan pemberian ganti rugi atas kerusakan, kehilangan atau kesalahan dalam pengiriman kiriman yang terbukti sebagai akibat kelalaian JNE paling tinggi 10 kali tarif pengiriman kecuali yang diasuransikan.
Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : cnnindonesia.com
[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]