Korban Tewas akibat Badai Phanfone di Filipina Jadi 28 Orang
Korban tewas akibat terjangan badai Phanfone di Filipina meningkat menjadi 28 orang. Pihak berwenang mengatakan kemungkinan jumlah korban tewas akan terus bertambah.
“Kemungkinan jumlah korban masih akan meningkat. Kami berharap tidak demikian,” kata Juru Bicara Badan Bencana Nasional Mark Timbal kepada AFP, Jumat (27/12).
Badai yang menyapu kawasan tengah Filipina pada Rabu (25/12) itu bergerak dengan kecepatan hingga 200 kilometer. Badai tersebut meluluhlantakkan desa-desa terpencil tepat di hari Natal.
Menurut Timbal, data terbaru mengenai korban jiwa baru diperoleh hari ini karena jaringan selulur dan internet di wilayah terdampak sempat terputus. Dia mengatakan 12 orang masih tercatat sebagai orang hilang.
Badai Phanfone menerjang ketika ratusan ribu orang tengah merayakan Natal. Puluhan ribu penduduk yang tinggal di pantai dan daerah dataran rendah telah dievakusi. Mereka terpaksa merayakan Natal di pengungsian.
Tidak hanya itu, badai membuat layanan pesawat dan feri dibatalkan.
Badai juga menghantam tujuan wisata populer Filipina, pulau Boracay. Kawasan itu terkenal dengan pantai pasir putih dan berhasil menarik lebih dari satu juta wisatawan per tahun.
Pohon-pohon kelapa di Boracay dilaporkan tumbang. Pun jendela-jendela di sejumlah resor hancur. Namun tidak ada korban jiwa di sana.
Filipina rata-rata dilanda sekitar 20 badai per tahun. Dan Phanfone menjadi badai ke-21 yang melanda negara itu sepanjang 2019.
Phanfone melintasi kawasan tengah Filipina dan mengarah ke Laut China Selatan pada Kamis pagi.
Badai itu kemudian bergerak menuju Vietnam pada hari Jumat, namun tekanannya akan terus melemah secara signifikan.
Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : cnnindonesia.com
[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]