Erick Mau ‘Bongkar’ 85 Hotel BUMN, Ini 6 BUMN Pengelola Hotel
Erick Thohir lagi, lagi Erick Thohir. Hampir 2 bulan terakhir ini nama Menteri BUMN itu terus menjadi pemberitaan media massa dan sorotan publik berkat sejumlah gebrakan pembenahan yang dilakukan Erick dan jajarannya atas pengelolaan perusahaan BUMN di Tanah Air.
Gebrakan Erick Thohir terus menerus bak air mengalir, tanpa henti. Usai memecat lima direksi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) lantaran skandal penyelundupan motor Harley Davidson dan sepeda Brompton, Erick kini berencana ‘membongkar’ bisnis hotel yang dilakukan beberapa perusahaan BUMN non-hotel.
Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan, sejatinya BUMN yang memiliki bisnis inti di bidang perhotelan hanyalah PT Hotel Indonesia Natour yang mengoperasikan beberapa hotel di bawah merek Inna Group Hotel.
“Tapi tahu enggak, ada 85 hotel dimiliki BUMN? Pertamina dan lain-lain. Lalu PT PANN Multifinance (Persero) punya hotel di Bandung besar. Apakah menguntungkan? ‘Iya pak itu bantu kami bayar gaji-gaji’,” ujar Arya di Jakarta, Selasa kemarin (10/12/2019).
“Ini tantangan kita. Kami baru temukan juga,” lanjut eks juru bicara Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma’ruf tersebut.
Selain bisnis hotel, banyak BUMN yang punya bisnis logistik. Padahal hanya satu BUMN yang punya bisnis inti di logistik, yaitu PT Pos Indonesia (Persero).
“Perkebunan ada, Pelindo, Garuda. Semua ada logistik. Ada 30-an punya logistik,” kata Arya.
Tidak hanya hotel dan logistik, sejumlah BUMN juga punya bisnis rumah sakit. Sementara hanya ada satu BUMN yang punya bisnis inti di rumah sakit, yaitu Indonesia Healthcare Corporation yang diresmikan di era Menteri BUMN Rini Soemarno.
“Ini punya itu. Saya lagi hitung berapa RS kita punya,” ujar Arya.
PANN dan Anak Usaha Pertamina juga Kelola Hotel
Pertanyaannya, perusahaan BUMN mana saja yang menjalankan bisnis di luar core-nya?
Melansir laporan keuangan perusahaan BUMN, memang ditemukan terdapat beberapa perusahaan BUMN yang mengelola bisnis perhotelan melalui anak usahanya. Perusahaan yang dimaksud di antaranya:
1. PT PANN (Persero)
PANN yang seharusnya bergerak di industri perkapalan, seperti yang dikatakan Erick memang mengelola bisnis hotel bersama dengan PT Aria Molucca Pratama sejak tahun 2017. Hotel yang dikelola adalah Garden Permata Hotel Bandung. Padahal perusahaan ini bergerak di bisnis pembiayaan (multifinance). Kini perusahaan menjadi holding dan anak usaha di bidang multifinance di spin off yakni PT PANN Pembiayaan Maritim.
“Gimana perusahaan leasing kapal ini bisa hidup kalau sejarahnya ada leasing pesawat terbang, apalagi mohon maaf tiba-tiba ada bisnis hotel. Saya rasa berat sekali. Saya tidak salahkan direksi PANN ketika beliau [direksi] masuk awal memang sudah ada core business yang sangat tidak fokus,” ujar Erick di Jakarta, Senin (2/12/2019
2. PT Pertamina (Persero)
PT Pertamina dengan bisnis inti di industri minyak dan gas melalui PT Patra Jasa yang didirikan tahun 1975 mengelola beberapa unit usaha hotel dengan merek dagang Patra. Anak usaha Pertamina ini memiliki 6 bisnis hotel, yakni:
– The Patra Bali
– Patra Semarang
– Patra Comfort Hotel Bandung
– Patra Comfort Jakarta Hotel
– Patra Comfort Anyer Beach Resort
– Patra Comfort Parapat Lake Resort
Setelah melalui perubahan AD/ART perusahaan pada tahun 2014, Patra Jasa kemudian melebarkan sayap dan mulai bergerak pada industri pengembangan properti dan kawasan.
3. PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA)
Fokus bisnis di layanan penerbangan membuat Garuda melebarkan sayap di bisnis perhotelan, melalui unit usahanya PT Aero Wisata dan anak usahanya yang didirikan tahun 1973. Saat ini Aero Wisata mengelola 10 unit hotel, termasuk:
– Prama Sanur Beach Bali Hotel
– Prama Grand Preanger Bandung
– Kila Senggigi Beach Hotel
– Kila Infinity 8 Bali
– Asana Grove Yogyakarta
– Asana Kawanua Jakarta
– Asan Grand Pangrango Bogor
– Asana Nevada Ketapang
– Asana Biak Papua
– Asana Agung Putra Bali
4. PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS)
Emiten baja BUMN ini memanfaatkan lahannya di Cilegon, Banten, untuk mendirikan PT Krakatau Industrial Estate Cilegon di tahun 1982. Anak usaha KRAS tersebut mengelola The Royale Krakatau Hotel, sebagaimana diungkapkan situs perusahaan.
5. PT Pegadaian (Persero)
Pegadaian yang fokus di bidang jasa pembiayaan juga memiliki anak usaha PT Pesonna Indonesia Jaya yang berdiri tahun 2015. Anak usaha Pegadaian tersebut mengelola hotel dengan merek dagang Pesonna Hotel yang tersebar di 9 wilayah di Indonesia, yakni di Pekanbaru, Malioboro, Tugu (Yogyakarta), Ampel, Semarang, Tegal, Makassar, Pekalongan, dan Gresik.
6. PT Pos Indonesia (Persero)
PT Pos Indonesia melebarkan sayap ke industri hospitalitymelalui PT Pos Properti Indonesia yang berdiri tahun 2013. Melansir situs resmi Pos Properti Indonesia, saat ini perusahaan mengelola hotel dengan merek dagang Point Phila, yang baru terdapat satu hotel yang berdiri, yaitu Point Phila Hotel Bandung.
Perusahaan berencana untuk membangun cabang di Semarang, Pontianak, Pekanbaru, Palembang, Purwokerto, dan Manado.
Selain keenam perusahaan BUMN di atas, terdapat beberapa unit usaha pelat merah yang juga mengelola bisnis hotel. Namun bisnis hotel dapat dikatakan merupakan salah satu bisnis penunjang dari inti bisnis perusahaan, sebagai contoh PT Angkasa Pura II melalui PT Angkasa Pura Airport yang mengelola Ibis Budget Makassar & Surabaya, serta Novotel Bali Ngurah Rai Airport.
Lalu juga ada PT Kereta Api Indonesia (Persero) melalui PT KA Properti Manajemen yang mengelola KAI Boutique. Kemudian PT Waskita Karya Tbk (WSKT) dan PT Adhi Karya Tbk (ADHI) yang lewat anak usahanya mengelola hotel dengan merek dagang masing-masing Teraskita dan GranDhika.
Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar : Jawa Pos
[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]