Sabar! Emas Tak Bisa Naik Sementara, Banyak Kabar Positif
Tingginya optimisme damai dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China masih jadi sentimen utama yang membuat harga emas tergelincir.
Harga emas di pasar spot ditutup ambles 1,67% dalam sehari pada peutupan perdagangan kemarin (5/11/2019) ke level US$ 1.484/troy ons. Harga emas kini diperdagangkan di bawah level psikologisnya.
Pukul 09.20 WIB harga emas berada di US$ 1.486,6/troy ons naik 0,18% dibandingkan dengan perdagangan hari sebelumnya.
“Faktor utama yang menyebabkan anjloknya harga emas adalah penundaan tarif impor yang dikenakan AS atas produk China dan juga bagian dari kesepakatan tahap pertama yang sedang berjalan saat ini” kata Bob Haberkorn, ahli strategi pasar RJO Futures melansir Reuters.
China juga berharap bahwa AS akan menghapus lebih banyak tarif masuk untuk produk China yang dikenakan pada September sebagai bagian dari kesepakatan tahap pertama antara kedua negara.
Beredar kabar bahwa kesepakatan tahap pertama akan ditandatangani presiden AS Donald Trump dan presiden China Xi Jinping bulan ini. Awalnya ada kekhawatiran terkait penandatanganan kesepakatan dagang ini lantaran Chile membatalkan KTT APEC karena stabilitas politik yang terganggu di negaranya.
Namun menteri perdagangan Amerika Serikat Wilbur Ross menyampaikan kepada awak media bahwa pihaknya optimis dapat menandatangani kesepakatan bulan ini.
Harga emas juga tertekan akibat rilis data ekonomi AS yang bagus baru-baru ini. Melansir CNBC International, nilai indeks PMI untuk sektor jasa AS naik menjadi 54,7 pada Oktober dibanding pada bulan sebelumnya yang hanya berada di 52,6.
Angka pembacaan di atas 50 menunjukkan adanya aktivitas ekspansi atau pertumbuhan. Survei yang dilakukan oleh lembaga bernama Institute for Supply Management (ISM) itu menunjukkan tingkat penjualan, permintaan baru serta penciptaan lapangan kerja naik di bulan Oktober.
Sektor jasa sendiri berkontribusi lebih dari dua per tiga ekonomi Negeri Paman Sam. Jadi tidak bisa dianggap sepele tentunya. Data yang menunjukkan masih ada pertumbuhan jadi optimisme bahwa kondisi ekonomi berpotensi pulih kembali.
Ketika kondisi ekonomi berangsur membaik, selera investor terhadap aset-aset berisiko kembali pulih. Akhirnya emas sebagai aset minim risiko mulai ditinggalkan dan membuat harganya jadi terkoreksi.
Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar : Tribunnews.com
[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]