Damai Dagang Tekan Harga Emas Antam ke Rp752 Ribu per Gram
Harga jual emas PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) Antam berada di posisi Rp752 ribu per gram pada Selasa (22/10). Harga tersebut turun Rp4.000 dari Senin (21/10).
Begitu pula dengan harga pembelian kembali (buyback) yang turun Rp4.000 dari semula Rp677 ribu menjadi Rp673 ribu per gram pada hari ini. Berdasarkan data Antam, harga jual emas berukuran 0,5 gram senilai Rp402,5 ribu, 2 gram Rp1,46 juta, 3 gram Rp2,17 juta, 5 gram Rp3,6 juta, 10 gram Rp7,13 juta, 25 gram Rp17,73 juta, dan 50 gram Rp35,38 juta.
Kemudian, untuk harga emas berukuran 100 gram senilai Rp70,7 juta, 250 gram Rp176,5 juta, 500 gram Rp352,8 juta, dan 1 kilogram Rp705,6 juta. Harga jual tersebut sudah termasuk Pajak Penghasilan (PPh) 22 atas emas batangan sebesar 0,45 persen bagi pemegang Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).
Bagi pembeli yang tidak menyertakan NPWP memperoleh potongan pajak lebih tinggi sebesar 0,9 persen. Sementara harga emas di perdagangan internasional berdasarkan acuan pasar Commodity Exchange COMEX berada di posisi US$1.485,9 per troy ons atau melemah 0,15 persen.
Begitu pula harga emas di perdagangan spot ikut melorot 0,14 persen ke posisi US$1.482,49 per troy ons pada pagi ini. Analis sekaligus Kepala Riset Monex Investindo Ariston Tjendra mengatakan harga emas di pasar internasional perlahan akan terus turun.
Bahkan ia memperkirakan emas yang kerap menembus kisaran US$1.500 per troy ons berpotensi turun ke rentang US$1.464 hingga US$1.474 per troy ons. “Harga emas akan terdorong turun ke kisaran US$1.480 per troy ons. Ada potensi turun lagi bila sentimen ini berlanjut, meski potensi resistance di level US$1.495 per troy ons,” ujar Ariston kepada CNNIndonesia.com, Selasa (22/10).
Ia mengatakan pelemahan harga emas terjadi karena hasil negosiasi perang dagang antara Amerika Serikat dan China. Kedua negara dengan skala ekonomi terbesar di dunia itu sepakat menghilangkan pengenaan tarif bea masuk impor atas produk China ke AS.
Rencananya, kesepakatan itu akan diimplementasikan mulai pertengahan Desember 2019. Kesepakatan itu memberi optimisme pasar bahwa risiko perlambatan ekonomi di Negeri Paman Sam dan Negeri Tirai Bambu akan berakhir.
“Sebaliknya, ini positif untuk aset berisiko,” katanya.
Selain sentimen damai AS-China, pelemahan harga emas juga berasal dari meningkatnya potensi tercapainya kesepakatan sebelum Inggris benar-benar keluar dari Uni Eropa (Britania Exit/Brexit).
“Tapi perkembangan perjanjian dagang dan kesepakatan Brexit akan dipantau pasar untuk pergerakan harga emas selanjutnya,” pungkasnya.
Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : Tribunnews.com
[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]