AS vs Iran Sengit, Emas Akhirnya Kembali Bersinar
Harga emas dunia menguat tajam di pasar spot pada perdagangan Senin (16/9/19) setelah mencatat penurunan tiga pekan berturut-turut. Potensi terjadinya Perang Teluk III membuat emas yang menyandang status aset aman (safe haven) kembali bersinar.
Sebagaimana diketahui pada Sabtu pekan lalu, dua fasilitas milik Saudi Aramco diserang pesawat nirawak alias drone. Serangan ini menyebabkan kebakaran di dua fasilitas milik perusahaan minyak tersebut.
Sekitar 10 drone menyerang salah satu ladang minyak terbesar Arab Saudi di Hijra Khurais dan fasilitas pemrosesan minyak mentah di dunia di Abqaiq.
Fasilitas Khurais yang berjarak 250 kilometer dari Dhahran, menjadi lokasi ladang minyak utama. Sedangkan fasilitas Abqaiq yang berlokasi 60 kilometer sebelah barat daya kantor utama Aramco di Dhahran, merupakan lokasi pabrik pengolahan minyak terbesar milik Saudi Aramco.
Pemberontak Houthi mengklaim serangan tersebut, tetapi Amerika Serikat (AS)justru mengatakan Iran ada di balik serangan tersebut. Menteri Dalam Negeri AS, Mike Pompeo menuduh Iran meluncurkan serangan terhadap pasokan energi dunia yang belum pernah terjadi sebelumnya, melansir CNBC International.
Tuduhan dari AS tersebut tentunya kembali meningkatkan ketegangan dengan Iran. Hubungan dua negara ini sebelumnya sudah memburuk sejak Presiden AS Donald Trump menarik diri dari perjanjian nuklir dengan Iran. Trump malah menerapkan sanksi ekonomi kepada Iran.
Presiden Trump kini menyatakan bersiap untuk memberikan serangan balasan, tapi masih menunggu Pemerintah Arab Saudi memastikan siapa pelakunya.
Teheran tentu tidak terima atas tuduhan tersebut. Abbas Mousavi, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran, menyatakan bahwa tudingan AS dan sekutunya tidak berdasar.
ahkan Iran siap apabila harus berperang dengan AS dan sekutunya. Amarali Hajizadeh, Kepala Staff Angkatan Udara Garda Revolusioner Iran, mengungkapkan pangkalan AS di Timur Tengah masuk dalam jangkauan misil mereka.
“Semua orang harus tahu bahwa seluruh basis pangkalan AS dan kapal induk mereka dalam jarak lebih dari 2.000 km di sekitar Iran masuk dalam cakupan misil kami. Iran selalu siap untuk perang dalam skala penuh,” tegasnya, seperti diwartakan Reuters.
AS dan Iran sudah bersiap angkat senjata. Kalau situasi memburuk dan ada pemantik lebih lanjut, bukan tidak mungkin Perang Teluk Jilid III bakal meletus. Dampaknya bursa saham berguguran, para pelaku pasar mengalihkan investasinya ke aset-aset aman, salah satunya emas.
Emas yang berada dalam fase koreksi sejak mencapai level tertinggi tahun ini US$ 1.557/troy ons akhirnya kembali bangkit.
Pada grafik harian, emas yang disimbolkan XAU/USD bergerak di kisaran rerata pergerakan (Moving Average/MA) MA 8 hari (garis biru) dan MA 21 hari (garis merah), tetapi masih di atas MA 125 hari (garis hijau).
Indikator rerata pergerakan konvergen divergen (MACD) di wilayah positif tetapi bergerak turun, histogram sudah di wilayah negatif. Emas terlihat mulai kekurangan momentum untuk menguat untuk jangka menengah.
Pada time frame 1 jam, emas bergerak di kisaran MA 8 dan di atas MA 21 serta MA 125. Indikator stochastic bergerak naik dan berada di dekat wilayah beli (overbought).
Selama bertahan di atas level psikologis US$ 1.500/US$, emas berpeluang kembali menguat dengan resisten (tahanan atas) terdekat di kisaran US$ 1.506/US$. Penembusan dan gerakan konsisten di atas level tersebut akan membawa emas naik US$ 1.512/US$. Resisten selanjutnya jika level tersebut ditembus adalah US$ 1.512/US$.
Sementara jika kembali ke bawah US$ 1.500, emas berpotensi turun ke area US$ 1.494/US$. Peluang ke area US$ 1.490/troy ons menjadi terbuka jika logam mulia juga menembus US$ 1.494/troy ons.
Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar : cnbcindonesia.com
[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]