Turuti Mau Pasar, Bank Sentral Eropa Pangkas Lagi Suku Bunga

Bank Sentral Eropa (ECB) mengumumkan program pembelian obligasi besar-besaran pada Kamis (12/9/19).

Upaya itu dilakukan dengan tujuan untuk merangsang ekonomi zona euro yang sedang lemah. Selain itu, inflasi yang terus-menerus rendah dan perang dagang antara Amerika Serikat (AS)-China, juga telah memaksa bank sentral untuk menyuntikkan stimulus.

Program pelonggaran kuantitatif (quantitative easing/QE) ECB akan memerlukan 20 miliar euro (US$ 21,9 miliar) per bulan untuk pembelian aset bersih selama itu dianggap perlu. Ini merupakan langkah penetapan QE kedua oleh ECB.

Langkah pertama dilakukan empat tahun lalu. Kebijakan ditujukan untuk meredam kekacauan akibat krisis utang negara zona euro.

ECB juga memangkas suku bunga simpanan utamanya sebesar 10 basis poin menjadi -0,5%, rekor terendah namun sejalan dengan ekspektasi pasar.

ECB memproyeksikan suku bunga untuk tetap pada tingkat saat ini atau lebih rendah sampai bank melihat prospek inflasi berada di tingkat yang cukup dekat tetapi di bawah 2% sesuai proyeksi, dan konvergensi seperti itu telah bertahan.

Dalam konferensi pers setelah keputusan itu, Presiden ECB Mario Draghi mendesak pemerintah untuk mengambil langkah-langkah fiskal untuk melengkapi stimulus moneter bank sentral dan menghidupkan kembali ekonomi zona euro.

“Mengingat prospek ekonomi yang melemah dan berlanjutnya keunggulan risiko penurunan, pemerintah dengan ruang fiskal harus bertindak secara efektif dan tepat waktu,” kata Draghi, mengutip CNBC International.

“Di negara-negara di mana utang publik tinggi, pemerintah perlu menempuh kebijakan bijaksana yang akan menciptakan kondisi bagi penstabil otomatis untuk beroperasi secara bebas. Semua negara harus memperkuat upaya mereka untuk mencapai komposisi keuangan publik yang lebih ramah pertumbuhan,” tambahnya.

Selain itu, ECB mengubah tingkat TLTRO (targeted long-term refinancing operations) untuk memberikan kondisi pinjaman bank yang lebih menguntungkan dan sesuai dengan tingkat refinancingnya. Oleh karenanya ECB menghapus spread 10 basis poin sebelumnya.

Sebuah sistem baru akan membuat peminjam menerima suku bunga preferensi (preferential rates) jika pinjaman bersih yang memenuhi syarat melebihi tolok ukur. Hal ini akan memberikan insentif bagi bank untuk menggunakan uang itu.

Sejalan dengan ekspektasi pasar, ECB juga memperkenalkan sistem suku bunga dua tingkat (two-tier rate system), langkah yang disarankan oleh para kepala berbagai bank besar Eropa. Langkah ini dimaksudkan untuk mengurangi beberapa tekanan suku bunga negatif pada neraca bank-bank Eropa, yang telah mencatatkan penurunan jumlah keuntungan akibat suku bunga rendah yang terus-menerus.

“Untuk mendukung transmisi kebijakan moneter berbasis bank, Dewan Pemerintahan memutuskan untuk memperkenalkan two-tier rate system untuk remunerasi cadangan, di mana kelebihan likuiditas bank akan dibebaskan dari tingkat fasilitas setoran negatif.”

Sebagai akibat dari pengumuman langkah-langkah baru ini, imbal hasil (yield) obligasi zona euro jatuh dan euro melemah. Benchmark imbal hasil obligasi tenor 10-tahun Jerman jatuh 8 basis poin menjadi -0,64% sementara euro melemah kembali di bawah US$ 1,10.

 

 

 

 

 

Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar : The Japan Times

 

 

 

[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *