Trump Geram ECB Pangkas Suku Bunga, Euro Liar
Mata uang euro bergerak liar pada perdagangan Kamis kemarin (12/9/19) setelah European Central Bank (ECB), atau bank sentral Eropa, memangkas suku bunga.
Melansir Reuters, ECB memutuskan memangkas suku bunga deposito (deposit facility) sebesar 10 basis poin (bps) menjadi -0,5%, sementara main refinancing facility tetap sebesar 0% dan suku bunga pinjaman (lending facility) juga tetap sebesar 0,25%.
Setelah pengumuman tersebut, euro sempat menguat ke level US$ 1,1069, tetapi langsung berbalik melemah ke level US$ 1,0925, sebelum berbalik menguat kembali dan mengakhiri perdagangan di level US$ 1,1061 (+0,47%) melansir data Refinitiv.
Sementara pada hari ini, Jumat (13/9/19) pada pukul 7:49 WIB, euro masih stagnan di level US$ 1,1061.
Selain memangkas suku bunga, bank sentral pimpinan Mario Draghi ini juga mengaktifkan kembali program pembelian aset (obligasi dan surat berharga) atau yang dikenal dengan quantitative easing yang sebelumnya sudah dihentikan pada akhir tahun lalu.
Program pembelian aset kali ini akan dimulai pada 1 November dengan nilai 20 miliar euro per bulan. Berdasarkan rilis ECB yang dilansir Reuters, QE kali ini tanpa batas waktu, artinya akan terus dilakukan selama dibutuhkan untuk memberikan stimulus bagi perekonomian zona euro.
Kondisi ekonomi zona euro memang sedang memburuk, pertumbuhan ekonomi yang melambat inflasi yang rendah serta aktivitas manufaktur blok 19 negara tersebut berkontraksi dalam enam bulan terakhir.
“Hantu” resesi juga membayangi zona euro, di akhir 2018, Italia, negara dengan nilai ekonomi terbesar ketiga di kawasan tersebut sudah memasuki resesi.
Perang dagang AS-China dikatakan menjadi salah satu penyebab memburuknya kondisi ekonomi zona euro, yang memaksa ECB melakukan u-turn kebijakan moneter. Di akhir 2018, ketika Draghi menghentikan program QE, ECB berencana menaikkan suku bunga di kuartal IV-2019, tapi kini yang terjadi suku bunga malah diturunkan, dan QE kembali diaktifkan.
Baik pemangkasan suku bunga maupun QE akan menyebabkan banjir likuiditas yang tentunya membuat nilai mata uang melemah.
Kebijakan dari ECB tersebut dibumbui dengan murkanya Presiden AS Donald Trump kepada Federal Reserve (The Fed) yang merupakan bank sentral negerinya sendiri. Saking kesalnya, presiden AS ke-45 tersebut sampai menyindir bahwa para pejabat bank sentral AS tersebut memakan gaji buta.
Trump sudah beberapa kali menyindir ECB akibat sikapnya yang kerap kali membuat kurs euro melemah, sekaligus menyerang The Fed yang dianggap tidak melakukan apa-apa.
“European Central Bank, bertindak dengan cepat, memangkas bunga sebesar 10 basis poin. Mereka mencoba, dan sukses, dalam mendepresiasi Euro melawan dolar AS yang SANGAT kuat, menyakiti ekspor AS…. Dan The Fed hanya duduk, duduk, dan duduk. Mereka (negara-negara Uni Eropa) dibayar untuk meminjam uang, sementara kita harus membayar bunga!” cuit Trump melalui akun Twitter pribadinya, @realDonaldTrump.
The Fed akan mengumumkan suku bunga pada Kamis (19/9/19) dini hari waktu Indonesia, dan pelaku pasar memprediksi akan ada pemangkasan sebesar 25 bps. Tapi yang lebih penting adalah panduan kebijakan ke depannya, apakah The Fed akan agresif dalam memangkas suku bunga atau tidak.
Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar : BusinessLIVE
[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]