Pemerintah Taiwan Izinkan Turis Menginap di Kantor Presiden
Pemerintah Taiwan mengizinkan sejumlah pelancong menginap di kantor kepresidenan negaranya. Inisiatif ini diterapkan setelah pemerintah China melarang perjalanan individual bagi warganya yang hendak berpelesir ke Taiwan pada 1 Agustus lalu.
“Saya mengundang Anda untuk mengunjungi Taiwan dan menikmati kehangatan serta keramahan orang-orang di sini,” ujar Presiden Taiwan Tsai Ing-wen dalam sebuah video promosi berbahasa Inggris.
“Dan sementara Anda di sini (Taiwan), mengapa anda tidak menjadi tamu saya dan menghabiskan malam di kantor kepresidenan ini?” ujarnya.
Dilansir AFP, Rabu (14/8), sekitar 20 turis asing akan dijemput untuk menginap secara cuma-cuma di bangunan ikonik Taipei yang berusia 100 tahun tersebut.
Tak hanya itu, pemerintah setempat juga menawarkan para pelancong untuk mengikuti upacara pengibaran bendera Taiwan dengan catatan mereka yang hendak ikut harus siap pukul 5.30 pagi.
“Program (pariwisata) ini merupakan yang pertama di dunia dan tujuan kami adalah untuk menunjukkan kebebasan, demokrasi dan keterbukaan Taiwan,” ujar juru bicara kepresidenan, Xavier Chang.
Program pariwisata gagasan Taiwan ini diperuntukkan bagi para pelancong internasional berusia minimal 20 tahun. Mereka juga harus mengumpulkan rencana perjalanan mereka beserta sebuah video kreatif.
Akomodasi program ini pun diperkirakan akan mulai berlaku pada Oktober mendatang.
Sejak China mengumumkan larangan bagi warganya untuk bepergian sendiri ke Taiwan beberapa pekan lalu, pemerintah Taiwan memutuskan untuk menerapkan program pariwisata unik ini guna mencegah jatuhnya perekonomian negaranya.
Industri pariwisata Taiwan sendiri telah mengalami penurunan drastis sejak Tsai menduduki kursi pemerintahan tiga tahun lalu. Sementara, Partai Progresif Demokratik (DPP) menuduh Beijing sedang menggunakan pelancong “sebagai senjata” untuk mengancam pemerintahan Tsai.
Di sisi lain, Beijing masih mengklaim Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya yang menunggu untuk bersatu kembali sekalipun dengan kekerasan.
Namun, DPP bersikeras menolak mengakui gagasan bahwa Taiwan adalah bagian dari “satu China.”
Sumber : .cnnindonesia.com
Gambar : Travelklik
[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]