Laba Saudi Aramco Turun 12 Persen di Semester I 2019
Perusahaan raksasa minyak milik Arab Saudi, Saudi Aramco mencatat penurunan laba bersih hampir 12 persen pada semester pertama 2019. Dengan penurunan tersebut, laba mereka tersisa US$ 46,9 miliar.
Meskipun turun, mereka mengklaim, Saudi Aramco masih menjadi perusahaan paling menguntungkan di dunia. “Pada paruh pertama 2019, laba bersih perusahaan mencapai US$ 46,9 miliar, turun dibandingkan periode sama tahun lalu yang masih bisa mencapai US$ 53,0 miliar,” ujar perusahaan seperti dikutip dari AFP, Senin (12/8).
Perusahaan menyatakan penurunan pendapatan terjadi akibat penurunan harga minyak yang terjadi belakangan ini.
“Meskipun harga minyak lebih rendah selama paruh pertama 2019, kami sebenarnya terus memberikan pendapatan yang solid dan arus kas bebas yang kuat didukung oleh kinerja operasional yang konsisten, manajemen biaya dan disiplin fiskal,” kata CEO Saudi Aramco Amin Nasser seperti dikutip dalam pernyataan resmi.
Penurunan pendapatan tersebut juga terjadi di tengah rencana perusahaan untuk melakukan penawaran saham perdana (IPO) mereka yang sempat tertunda beberapa waktu lalu.
Penurunan pendapatan juga terjadi bertepatan dengan pengumuman Reliance India bahwa mereka setuju menjual 20 persen saham mereka di bisnis minyak dan bahan kimia seharga US$15 miliar kepada Aramco, sebuah rencana yang berpotensi meningkatkan penilaian Saudi Aramco menjelang IPO tersebut.
Sebagai informasi, Arab memang tengah berencana menjual lima persen kepemilikan mereka di Saudi Aramco. Mereka berharap bisa mendapatkan dana sebesar US$100 miliar dari upaya tersebut.
Tapi, upaya tersebut tidak berjalan mulus. Pasalnya, investor masih ragu terhadap nilai Aramco yang berdasarkan taksiran perusahaan mencapai US$2 triliun.
Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : CNN Indonesia
[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]